Diinisiasi Kemenperin, Industri 4.0 Kini Jadi Program Unggulan Nasional

Oleh : Ridwan | Selasa, 08 Oktober 2019 - 14:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Padang - Penerapan Industri 4.0 dinilai mempunyai peran penting dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, penyerapan tenaga kerja, dan perluasan pasar bagi industri nasional. Revolusi Industi 4.0 merupakan upaya transfomrasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, dimana semua proses produksi berjalan dengan intenet sebagai penopang utama.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, Industri 4.0 tidak bisa dihindari karena sudah berjalan. Untuk itu, pihaknya telah menyusun Peta Jalan/Roadmap Making Indonesia 4.0.

"Setelah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Juli 2015 lalu, program inisiasi Kemenperin ini telah diimplementasikan oleh sejumlah Kementerian/Lembaga dan perusahaan swatsa di dalam negeri, serta telah menjadi program pionir nasional," kata sigit saat membuka "Workshop Pendalaman Kebijakan Industri dengan Wartawan" di Mercure Hotel, Padang, Sumatera Barat, Selasa (8/10).

Ditambahkan Sigit, sesuai asprirasi Making Indonesia 4.0, diharapkan pertumbuhan PDB bertambah 1-2 persen, dan nett ekspor sebesar 10 persen, serta membawa Indonesia masuk ke dalam 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. 

"Jadi, kalau saat ini rata-rata 5 persen bisa menjadi 6-7 persen. Kemudian, dengan capaian itu, penciptaan lapangan kerja naik 30 persen, dan kontribusi industri di angka 25 persen," papar Sigit." 

Dalam Roadmap Making Indonesia 4.0, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah menetapkan lima sektor yang akan menjadi pionir dalam penerapan industri 4.0 antara lain, Industri Makanan dan Minuman (Mamin), Kimia, Tekstil, Elektronika, dan Otomotif. 

"Selama ini, dari lima sektor industri itu mampu memberikan kontribusi sebesar 60 persen untuk PDB, kemudian menyumbang 65 persen terhadap total ekspor, dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut," terang Sigit.

Oleh karena itu, lanjut Sigit, pihaknya terus fokus untuk meningkatkan daya saing lima sektor industri tersebut. Misalnya, target industri makanan dan minuman bakal menjadi kekuatan manufaktur besar di tingkat Asean. Selanjutnya, untuk industri tekstil dan pakaian, akan menuju produsen pakaian fungsional seperti baju olahraga yang berkembang di pasar ekspor.

"Sedangkan, bagi industri otomotif, kita bisa menjadi pemain terkemuka dalam ekspor kendaraan listrik. Untuk industri kimia, kita punya potensi menjadi pemain terkemuka di industri biokimia. Serta, di industri elektronik, kita akan mengoptimalkan kemampuan pelaku industri domestik," ungkapnya.

Sekjen optimistis, lima sektor industri yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0, akan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan ekonomi digital. "Jadi, secara langsung revolusi industri 4.0 akan merevitalisasi industri, mampu meningkatkan ekspor dan keuangan negara, membangun ekonomi nasional yang kokoh, serta membuka pasar tenaga kerja yang lebih besar," tutup Sigit.