Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Soroti Masalah Stunting Dalam Rangkaian Roadshow

Oleh : Hariyanto | Minggu, 06 Oktober 2019 - 10:31 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Dalam momentum perayaan Hari Bakti Dokter lndonesia yang ke 111 dan HUT Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang ke 69, IDI menyelenggarakan kegiatan bertajuk IDINESIA (IDI untuk Indonesia) sebagai Komitmen dan sumbangsih IDI ikut serta dalam Pembangunan Kesehatan Bangsa. 

Rangkaian selebrasi dirancang dalam beberapa bentuk diantaranya roadshow dengan tema Stunting dan Kesehatan Reproduksi Remaja di beberapa RPTRA, Gala Dinner dalam rangka Anugrah Karya Cipta Dokter Indonesia 2019 sekaligus ceremonial perayaan Ulang Tahun IDI ke 69 dan FUN WALK yang bersamaan dengan IDIFEST sebagai puncak acara rangkaian HBDI dan perayaan HUT IDI. 

Sebagai pembuka rangkaian kegiatan, roadshow Stunting dan Kesehatan Reproduksi Remaja digelar pada tanggal 6 Oktober di RPTRA Pondok Bambu Berseri. Kemudian roadshow ini akan dilanjutkan ke beberapa RPTRA lainnya di sekitar Jakarta, Tangerang, Bogor dan Banten pada bulan Oktober hingga November mendatang. 

"RPTRA adalah ruang terbuka hijau bagi masyarakat, bukan hanya diperuntukan untuk ramah anak tetapi berbagai kegiatan bermanfaat hadir didalamnya untuk semua usia sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat. Kami melihat ruang pengabdian hadir disini, ruang ide bahkan ajang silaturahmi masyarakat sekitar. Maka kami memilih tempat ini untuk melaksanakan kegiatan roadshow ini," kata Dr. Aldrin Nelwan Panca Putra di Jakarta, Minggu (6/10/2019).

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen IDI dalam pengabdiannya menyehatkan masyakarat Indonesia. "Bentuk kegiatannya antara lain adalah senam sehat, cek dan konsultasi kesehatan gratis, Penyuluhan kesehatan dengan topik stunting, dan kesehatan reproduksi remaja, serta praktik cuci tangan yang baik dan benar yang dirangkum dalam kegiatan 1 hari," tambah Dr. Aldrin.

Salah satu fokus tema roadshow yang diangkat dalam kegiatan HBDI kali ini adalah permasalahan stunting yang masih menjadi problem di Indonesia. Problem ini menjadi Pekerjaan Rumah Bersama bangsa Indonesia. 

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. 

Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir masih tinggi dan belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Stunting berdampak negatif untuk kecerdasan anak secara jangka panjang dan juga memiliki resiko untuk terkena penyakit tidak menular. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017. Angkanya mencapai 36.4 persen. Namun, pada 2018, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angkanya terus menurun hingga 23,6 persen.

Selain itu fokus selanjutnya pada roadshow ini adalah Kesehatan Reproduksi terutama pada Remaja. Dalam rangkaian kegiatan ini diadakan juga Penyuluhan Kesehatan Reproduksi yang menyasar pada remaja. Remaja adalah fase peralihan dari anak anak menuju dewasa yang menjadi pintu masuk dan ujung tombak perubahan paradigma kesehatan. 

Pada remaja informasi atau pengetahuan tentang kesehatan penting untuk diketahui olehnya untuk menghindari hal hal yang tidak dinginkan. Salah satunya adalah kesehatan reproduksi karena memicu terjadinya penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, kanker mulut rahim atau kanker serviks. 

"Sebagai wujud komitmen Ikatan Dokter Indonesia maka pada momentum Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) dan Hari Ulang Tahun IDI tahun 2019 ini. program dan kegiatan pelayanan kepada masyarakat oleh lDl telah dirancang dengan berbagai kegiatan yang diawali dengan pembukaan roadshow di RPTRA," kata Dr. Daeng M. Faqih, SH. MH selaku Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia. 

Dr. Daeng menegaskan, sangat penting bagi IDI untuk mengangkat tema kegiatan tersebut, yaitu penanggulangan masalah stunting, penyakit tidak menular dan kesehatan reproduksi remaja dalam upaya mendukung pembangunan SDM yang sehat, produktif dan berdaya saing. Bahkan dalam himbauannya PB IDI mengajak IDI wilayah dan IDI cabang di seluruh Indonesia agar dapat mengambil inisiatif untuk melakukan aksi sosial dalam rangka HBDI dan HUT IDI di daerahnya masing-masing.

"Dalam mengatasi masalah kesehatan ini bukan hanya tugas Kementerian Kesehatan melainkan semua elemen masyarakat tanpa terkecuali. Dan termasuk didalamnya kami yang berhimpun dalam organisasi profesi, maka komitmen IDI untuk Indonesia ini dimulai dengan hal sederhana namun berdampak besar yaitu konsisten meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat, kita mulai dengan rutin, wajib, cuci tangan yang baik dan benar, ini saja sudah hampir menyumbang perbaikan kesehatan 90% karena dapat mencegah penyebaran penyakit," tambah Dr. Daeng.