Platform Mobile Measurement Diperlukan Untuk Mencegah Penipuan Iklan Seluler

Oleh : Hariyanto | Selasa, 01 Oktober 2019 - 10:43 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Penipuan iklan seluler dinilai merugikan tidak hanya pengiklan, namun juga penerbit dan mitra supplierdalam bentuk spam klik, spoofing alat pembuat perangkat lunak (SDK), injeksi klik dan sebagainya.

Untuk itu platform mobile measurement diperlukan, sehingga memungkinkan perusahaan menganalisa setiap pemasangan iklan mereka secara waktu nyata dan mencegah kecurangan.
 
Platform mobile measurement yang juga dilengkapi kemampuan mengatribusi, analitik, bot dan membangun audiens memungkinkan perusahaan bisa menjangkau pemirsa untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang konsisten dan personal di seluruh saluran.

Data dan customer insight bisa dikonversi menjadi strategi pemasaran yang jitu untuk menyiapkan merek-merek perusahaan berhelat di momen besar seperti Black Friday di Amerika Serikat, Single Day di China ataupun Harbolnas di Indonesia.
 
Ajit Pawar, Partnership Manager Adjust memaparkan  bagaimana para pengiklan bisa melacak dan mengoptimasi seluruh siklus hidup pengguna. Memahami key matric dan perilaku pengguna menjadi critical point bagi pengiklan, mengingat masing-masing industri misalnya pengguna aplikasi gim tentu sangat berbeda dengan aplikasi e-commerce, travel, keuangan, perbankan, fintek dan sebagainya.
 
Ajit membagikan beberapa tips untuk mengukur nilai pengguna, di antaranya melacak semua interaksi in-apps yang mungkin bernilai bagi perusahaan, mengeksplor lebih dari sekedar event in apps semisal session, install dan pembelian, melakukan engagement setelah pengguna menginstal aplikasi misalnya lewat kampanye push notification, memanfaatkan pelacakan event untuk menemukan key conversation point serta melakukan tindakan berdasarkan data yang terkumpul tersebut.
 
"Yang juga tidak kalah penting dari akuisisi pengguna adalah melakukan penargetan ulang. Anda punya pintu yang sangat terbatas untuk membawa pengguna kembali memasang aplikasi Anda," kata Ajit melalui keterangan resmi yang diterima INDUSTRY.co.id,  Selasa (1/10/2019).

"Saat itu terjadi, perlu ada perayaan dengan memberi insentif kepada pengguna baik dalam bentuk promo maupun diskon. Dan faktanya, penargetan ulang meningkatkan pendapatan sebesar 37% dalam 30 hari pertama dari pada akuisisi pengguna baru dan mereka lebih cederung untuk stay bersama aplikasi Anda," lanjut Ajit.
 
Sementara, Direktur Regional Indonesia & Filipina Insider Joe Harahap berbagi tips agar pengiklan bisa memenangkan merek mereka di perhelatan-perhelatan besar seperti Harbolnas yang akan berlangsung pada bulan November mendatang. Di event yang sangat ketat persaingannya tersebut, karena semuanya berlomba menawarkan diskon, pemegang merek kerap kesulitan mencari differensiasi.

"Dari event Harbolnas 11/11 atau 12/12 tahun lalu, setidaknya ada gambaran bahwa 15% dari total transaksi sekitar Rp6,8 triliun berasal dari e-wallet dan transaksi didominasi oleh millennial, pada pukul 9 pagi hingga pulul 3 sore," ungkap Joe.
 
Co-founder & CEO Netzme Vicky Saputra menyampaikan,p tidak semua perusahaan fintek payment (emoney) seperti Netzme berfokus pada masyarakat perkotaan yang umumnya loyal hanya kepada program cashback.

"Justru, Netzme memilih fokus ke pasar di luar Jabodetabek sebagai diferensiasi, dimana sekitar 93% pengguna mereka yang saat ini berjumlah 2,5 juta berdomisili di luar Jabodetabek. Saat ini perusahaan sudah bermitra dengan 120 lebih mitra yang mereka sebut dengan kampung digital Netzme." ungkapnya.