Bekraf Sambut Kehadiran Blockchain Bisa Atasi Sejumlah Persoalan Hak Intelektual

Oleh : Amazon Dalimunthe | Senin, 16 September 2019 - 07:42 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menyambut antusias keberadaaan tekhnologi blockhain di tanah air karena sangat  membantu mengatasi sejumlah persoalan Hak Inelektual yang terjadi selama ini. Sejumlah persoalan seperti yang terkait, Hak Cipta, Hak Ekonomi, serta Hak Moral  atas sebuah karya kreatif   bisa diselesaikan dengan Blockchain.

“Dengan  blockachain ini kita bisa trace (telusuri) mulai dari sebuah karya dibuat, siapa saja penggunanya, dan berapa hak ekonomi dari penggunaan karya tersebut. Ini sangat membantu  bisa membantu masalah finansials para pelaku ekonomi kreatif tersebut,”kata Fajar Hutomo, Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), usai pembukaan Seminar Empowering Blockchain Summit di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lebih jauh Fajar mengatakan bahwa masalah utama para pelaku ekonomi kreatif adalah permodalan dan asset yang tak kasat mata atau Intangible asset. “ Maka dengan teknologi ini, kedua masalah tersebut bisa diatasi, mengingat pada era digital ini yang terpenting adalah  apa yang disebut digital credibility.”

Ditambahkannya, lewat teknologi blockchain ini, kemampuan finansial mereka bisa terlihat dan bisa jadi jaminan jika butuh permodalan. “Ini  seperti slip gaji untuk karyawan yang ingin mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan,”lanjut Fajar.

Khusus untuk musik, Bekraf saat ini tengah mengembangkan apa yang disebut dengan Portamento yang merupakan bank data tentang karya cipta musik.  “Dengan Portamento serta blockchain ini, semua bisa diinterkoneksikan secara bersamaan, seperti otorisasi data yang saat ini masih terpisah antar sejumlah lembaga, khususnya di pemerintahan. Saat ini data pajak, karya kreatif, data di Kemenkumham dan lain-lain masih terpisah, maka program ini bisa mensinergikan lalu lintasnya secara lebih tertata,” urainya.

Seminar bertajuk  Empowering Blockchain Summit  yang  yang berlangsung di Sheraton Grand Gandaria City Hotel pada 13-14 September 2019 lalu bertujuan untuk menemukan solusi dan berbagi wawasan tentang cara yang lebih baik dalam menerapkan teknologi blockchain ke ragam industri khususnya dalam negeri. Selain itu juga sebagai platform yang diharapkan bisa digunakan secara menyeluruh di Indonesia dan  negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Seminar perdana yang didukung oleh Chainway, platform bisnis blockchain berbasis di lndonesia itu,  mempertemukan para pemimpin, pendiri dan pengembang perusahaan besar untuk bersama-sama membangun momentum dan untuk terlibat dalam diskusi tentang masa depan industri blockchain.

Chainway adalah perusahaan blockchain yang baru didirikan di Jakarta untuk menghubungkan bisnis global blockchain dengan industri blockchain Indonesia dan memberikan solusibisnis. Seminar ini menampilkan gambar profil tinggi di blockchain global dan dunia aset crypto.

Pada hari pertama, pemain global yang paling berpengaruh di industri aset blockchain dan crypto berbagi pandangan tentang industri blockchain dan cara praktis untuk menerapkannya ke sektor publik dan swasta.

Hari kedua fokus pada apa yang terjadi di pasar blockchain dan strategi bertahan hidup. Selain itu, Pertemuan Super BlNANCE membahas dan berbagi tentang perdagangan, teknologi blockchain, dan fitur-fitur BlNANCE lainnya dengan para pembicara terkemuka.

Chairman Asosiasi Blockchian Indonesia (ABI), Muhammad menjelaskan bahwa keberadaan ABI ini bertujuan untuk menggalang dan mengorganisir pelaku usaha teknologi Blockchain dalam menciptakan lingkungan berusaha yang berkualitas yang memacu pemahaman, pemanfaatan, kemajuan serta daya saing teknologi Blockchain, dalam kaitannya dengan revolusi industry 4.0, baik pada tataran nasional maupun internasional. "Pelaku usaha terkait teknologi Blockchain dan revolusi industry 4.0, sehingga didapatkan pemahaman dan pemanfaatan yang optimal dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan teknologi Blockchain Indonesia yang berdaya saing tinggi," jelasnya. (AMZ)