Jadi Market Leader di Kategori Ayam Goreng, Proteindotama Cipta Pangan Mulai Tawarkan Franchise

Oleh : Kormen Barus | Sabtu, 14 September 2019 - 11:57 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Strategi merupakan senjata terpenting dalam peperangan bisnis. Itulah sebabnya, jika suatu bisnis diharapkan mampu bersaing dengan kompetitor, maka bisnis tersebut harus memiliki strategi yang jitu. Karena strategi memegang peranan penting yang nantinya akan membawa bisnis tersebut menuju keberhasilan atau mungkin kegagalan.

Setidaknya prinsip itulah yang saat ini digenggam erat oleh PT Proteindotama Cipta Pangan untuk menumbuhkembangkan brand-brand yang ada di bawah naungannya sejak 2010 lalu yakni C’Bezt Fried Chicken, BFC Duo dan Aa’ Raffi Fried Chicken. Kini, sedikitnya tak kurang dari 2000 gerai dari ketiga brand tersebut telah beroperasi di seluruh Indonesia.

Manager Marketing PT Proteindotama Cipta Pangan, Tri Indah Lestari mengatakan bahwa dalam pengembangan bisnisnya, PT Proteindotama Cipta Pangan telah mengkombinasikan antara strategi offline dan online. Karena menurut dia, perpaduan strategi inilah yang justru membuat perusahaannya itu semakin besar dan semakin diminati oleh calon investor.

“Kalau secara digital, kami promosi di media online seperti beriklan di Franchiseglobal.com atau sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter, Linkedin dan media online lain yang mendukung. Sementara untuk media offline-nya, kami rajin ikut pameran franchise, press conference, mengadakan business matching dengan pelaku UMKM dan komunitas-komunitas bisnis, kerjasama dengan perusahaan swasta dan BUMN juga mengikuti kegiatan event dan bazaar,” ujar perempuan yang akrab disapa Tari ini saat menggelar jumpa pers di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (13/9).

Tari mengakui, melalui kombinasi strategi bisnis tersebut, pihaknya bisa menggaet calon investor dengan mudah. Terlebih, nilai investasi yang ditawarkan pun boleh dibilang masih cukup terjangkau dengan potensi omset yang menggiurkan dan balik modal yang relatif singkat. Hal ini tentu membuat calon investor tak perlu pikir panjang saat ingin bermitra dengan salah satu brand yang berada di bawah bendera PT Proteindotama Cipta Pangan ini.

Tawaran Peluang Franchise

Untuk bisa menjadi mitra C’Bezt Fried Chicken, Tari mematok nilai investasi di angka Rp195 juta untuk wilayah Jawa dan Jabodetabek. Nilai tersebut sudah termasuk franchise fee selama 5 tahun dan perlengkapan usaha. Sementara untuk BFC Duo senilai Rp75 juta untuk wilayah Jawa dan Jabodetabek, sudah termasuk franchise fee 2 tahun.

“Nilai tersebut belum termasuk biaya sewa tempat, pajak, perijinan, grand opening dan bahan baku awal. Tidak ada royalty fee ataupun manajemen fee dalam kerjasama ini,” tuturnya.

Dalam hitungan Tari, perkiraan omset yang bisa didapat mitra setiap bulannya bisa mencapai Rp110 juta untuk brand C’Bezt dengan balik modal sekitar 19 bulan. Sementara untuk omset BFC Duo bisa mencapai Rp90 juta setiap bulannya dengan balik modal kurang lebih 10 bulanan.

Tari juga mengatakan, pihaknya telah didukung oleh sister company PT.Ciomas Adisatwa sebagai supplier utama bahan baku fried chicken. Sehingga, kata dia, pihaknya merasa yakin dengan pengembangan bisnis ini karena supplai bahan baku utama yang tetap akan terjaga dan aman untuk dikonsumsi.

“Tahun ini kami sudah buka 35 outlet C’Bezt dan 40 outlet BFC Duo. Di tahun 2020 nanti, target kami akan membuka 100 outlet C’Bezt dan 150 outlet BFC Duo dengan sebaran di seluruh Indonesia,” tutup Tari.

PT Proteindotama Cipta Pangan atau disingkat PCP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis Food & Beverages (F&B), khususnya bisnis fried chicken yang dimulai sejak 2010 lalu dan mulai dibuka peluang kerjasama melalui konsep waralaba sejak 2012.

Brand kuliner yang berada di bawah naungannya adalah C’Bezt Fried Chicken, BFC Duo dan Aa’ Raffi Fried Chicken dengan nilai investasi yang sangat terjangkau dan bebas royalty fee. Hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia bisa menjadi mitra bisnisnya sehingga mampu membantu pemerintah untuk menciptakan peluang kerja dan mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia.