Upaya Menumbuhkan Ekosistem Open Source di Indonesia

Oleh : Herry Barus | Rabu, 11 September 2019 - 16:00 WIB

INDUSTRY.co.id -Bali– PGConf.ASIA 2019, konferensi tingkat dunia tentang seluruh aspek software database Open Source PostgreSQL, yang seyogyanya dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara, secara resmi dibuka hari ini oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.

Konferensi Internasional yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia tersebut mengusung tema “Saat bisnis bertemu hacker” dan berlangsung mulai 9-11 September 2019 di Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali. Serangkaian topik menarik yang terbagi ke dalam 30 sesi akan dipaparkan seputar implementasi dan dampak PostgreSQL di dunia bisnis.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika turut menyambut baik perhelatan PGConf.ASIA 2019 dan menyampaikan dukungannya. “Pemerintah akan mendorong pengembangan aplikasi berbasis open source. Ada perusahaan seperti Bank BRI yang secara masif menggunakan open source. Namun demikian, pengembangan open source harus senantiasa didorong dan dipromosikan bersama baik itu oleh pemerintah, korporasi, NGO atau organisasi manapun yang ingin mengembangkan sistem database berdasarkan PostgreSQL,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika dalam sambutannya yang disiarkan melalui rekaman video. Rudiantara menambahkan bahwa open source membebaskan ketergantungan terhadap merek dan software berbayar (proprietary) sehingga menawarkan kemandirian dan biaya lebih murah.

Rudiantara atau yang biasa disebut Chief RA menyatakan bahwa pemerintah selalu memperhatikan pengembangan PostgreSQL. “Pada tahun ’80-an, kita mengenal yang namanya SQL (Structured Query Language), saya juga menjadi bagian daripada itu di tahun ’80-an akhir. Saya pernah bekerja untuk Oracle yang mengembangkan SQL, kemudianberkembang-berkembang terus, (kemudian muncul) Ingres, pada akhirnya PostgreSQL yang kita kenal saat ini,” kata Chief RA.

Ia menambahkan bahwa PostgreSQL yang menggunakan logo gajah tentunya memiliki karakteristik yang ramah, mudah berinteraksi dengan lainnya, dan memiliki ingatan jangka panjang. Chief RA berharap komunitas PostgreSQL turut memiliki sifat-sifat gajah dan kian meningkatkan pengembangan aplikasi di Indonesia. “Sekali lagi saya ucapkan selamat berkonferensi di Bali kepada komunitas PostgreSQL, semoga sukses,” tutup Rudiantara.

“Pemerintah provinsi Bali menyambut baik perhelatan PGConf.ASIA 2019 untuk mendukung kemajuan perkembangan software Open Source di sektor bisnis. Didukung oleh komunitas yang aktif dan loyal, software Open Source mampu berinovasi dengan cepat sehingga meningkatkan fleksibilitas dalam menjalankan roda usaha,” kata Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau biasa disebut dengan Tjok Ace, dalam sambutan pembukaan acara konferensi tersebut. Lebih lanjut, Tjok Ace berharap, PGConf.ASIA 2019 dapat berkontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi di Bali khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya untuk mencapai potensi ekonomi digital seperti yang ditargetkan oleh Pemerintah.

PGConf.ASIA merupakan ajang tahunan konferensi internasional komunitas PosgtreSQL yang biasa diselenggarakan di Jepang setiap tahunnya, namun di tahun 2019 ini, untuk pertama kali penyelenggaraannya di Indonesia. Konferensi tersebut mempertemukan para pengguna, pengembang, dan para ahli PostgreSQL, memaparkan rangkaian fitur baru PostgreSQL, studi kasus, kisah sukses, dan praktik terbaik saat menggunakan PostgreSQL sebagai sistem manajemen database open source. Sebanyak 30 pembicara dari Jepang, Jerman, Korea, USA, Perancis, Pakistan, India, Rusia, dan tentunya dari Indonesia, hadir untuk saling berbagi pengalaman kepada para peserta konferensi.

PostgreSQL merupakan raja database Open Source yang dapat digunakan sebagai alternatif utama dalam dunia bisnis. Telah banyak perusahaan kelas menengah hingga atas yang menggunakan Open Source Database Management System (OSDBMS) PostgreSQL sebagai bagian dari sistem misi kritikal. Perusahaan perbankan, telekomunikasi, ritel modern, dan instansi pemerintah telah menggunakan sistem database PosgtreSQL.

PostgreSQL adalah DBMS dengan fitur paling lengkap di dunia dan dinobatkan sebagai DBMS of the Year 2018 oleh DB-Engine selama dua tahun berturut-turut.1 Di sisi popularitas, DB-Engines melaporkan bahwa database open source mengalami peningkatan popularitas setiap tahunnya sejak 20132 dan telah menggerus pangsa pasar database komersial. Meskipun database komersial masih memimpin pasar, tapi database open source menunjukkan tren penguatan untuk menjadi mayoritas dalam tempo 12 hingga 18 bulan mendatang.

Peningkatan Daya Saing SDM

Salah satu tantangan Indonesia menyambut Revolusi Industri 4.0 adalah kesiapan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi yang dirasa belum memadai baik secara kuantitas maupun kualitas untuk mencapai potensi ekonomi digital sebesar US$150 miliar pada 20253. Berdasarkan data keluaran Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) nasional 2017 masih rendah yakni di level 4,99 dari skala 1-10.4

Sedangkan di tingkat global, Indonesia berada di urutan ke-45 dari 140 negara atau ke-4 di wilayah Asia Tenggara di dalam daftar The Global Competitiveness Report 2018 keluaran World Economic Forum.5 Di sisi wirausaha, Indonesia disebutkan baru memiliki pengusaha sebanyak 1,65% dari populasi jumlah penduduk dan diperkirakan hanya sekitar 0,43% di antaranya berbasis teknologi atau technopreneur.6 Menurut ICT Development Index 20177, Indonesia berada di peringkat 111 dari 176 negara.