Mahasiswa Indonesia Berbagi Konsep Pengolahan Limbah Tekstil di Ajang SCG ASEAN Camp

Oleh : Andi Mardana | Jumat, 23 Agustus 2019 - 19:57 WIB

INDUSTRY.co.id - Bangkok - Untuk pertama kalinya SCG menggelar ASEAN Camp di Bangkok, Thailand. Rangkaian kegiatannya berlangsung mulai dari kedatangan para peserta pada 22 Agustus dan akan berakhir pada 26 Agustus 2019.

ASEAN Camp adalah bentuk kontribusi SCG di bidang Pendidikan, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di negara tempatnya beroperasi. Peserta ASEAN Camp berasal dari 7 negara dengan total 73 mahasiswa, 10 diantaranya berasal dari Indonesia.

ASEAN Camp menjadi wadah untuk berbagi ilmu dan pengetahuan serta meningkatkan skill dan pengalaman untuk bekal masa depan para mahasiswa penerima beasiswa dari SCG.

Anusorn Potchanabanpot, Country Director SCG Indonesia mengatakan ASEAN Camp adalah lanjutan dari program CSR unggulan SCG, yakni beasiswa Sharing the Dream.

Untuk tingkat perguruan tinggi, beasiswa ini telah diberikan sejak tahun 2018 kepada total 20 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, di mana 10 diantaranya menjadi peserta ASEAN Camp pada hari ini.

"ASEAN Camp diharapkan dapat melengkapi generasi muda Indonesia dengan ilmu pengetahuan dan mengasah jiwa kepemimpinan, networking, serta nilai-nilai yang penting dan berguna untuk bekal karir di masa depan," kata Anusorn dalam keterangan persnya, Jumat (23/8).

Para peserta ASEAN Camp diharuskan memiliki sebuah proyek berkelompok seputar waste management yang berkaitan dengan ekonomi sirkular. Proyek akan dipresentasikan di hadapan peserta dari negara-negara lain pada hari terakhir rangkaian ASEAN Camp.

Pengolahan limbah tekstil dan daur ulang pakaian bekas, menjadi proyek yang diiniasi oleh kelompok mahasiswa asal Indonesia dan diberi nama Retote Project.

Afyan Cholil Asy’ari, mahasiswa ITB jurusan Kewirausahaan sekaligus Program Manajer Retote Project, peserta ASEAN Camp asal Indonesia mengatakan lokasi proyek mereka berada di Desa Padasuka, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

"Kami menemukan banyak sekali limbah tekstil berupa kain perca yang dibuang ke sungai Citarum dan tentu saja mencemari lingkungan," terangnya.

Lebih lanjut Afyan mengungkapkan bahwa mereka mencoba mengajak warga sekitar untuk mengolah limbah tersebut, ditambah dengan bahan dari pakaian-pakaian yang sudah tak terpakai, menjadi aneka kreasi.

"Nantinya hasil kreasi ini akan dijual baik secara offline maupun online dan menjadi tambahan penghasilan bagi warga. Disitulah konsep ekonomi sirkular kami terapkan," ungkap Afyan.

SCG juga memperkenalkan praktik SCG Circular Way kepada karyawannya untuk meningkatkan kesadaran dalam memaksimalkan penggunaan sumber daya secara berulang.

Perilaku sirkular ini sudah mulai diterapkan, misalnya dengan pemilahan sampah di kantor. SCG percaya ekonomi sirkular adalah kunci untuk mencapai tujuan akhir perkembangan berkelanjutan, yang membutuhkan peran besar dari generasi muda dengan pendidikan yang mumpuni.