Menperin: Industri Makanan Minuman Miliki Prospek Cukup Cerah

Oleh : Herry Barus | Kamis, 09 Maret 2017 - 18:26 WIB

INDUSTRY.co.id - Pasuruan- Menperin Airlangga Hartarto mengungkapkan, industri makanan dan minuman merupakan sektor yang sangat strategis dan mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan. 

Hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan IV tahun 2016 sebesar 8,46 persen atau di atas pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 4,42 persen pada periode yang sama.

Sumbangan nilai ekspor produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit pada tahun 2016 mencapai USD26,39 miliar atau mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan impor produk makanan dan minuman pada tahun 2016 sebesar USD 9,65 miliar.

“Di samping itu, dapat dilihat dari perkembangan realisasi investasi sektor industri makanan dan minuman sampai dengan triwulan III tahun 2016 sebesar Rp24 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar USD 1,6 Miliar, “ jelas Menperin Airlangga Hartarto saat acara Peresmian Fasilitas Produksi dan Pusat Distribusi Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur (9/3/2017).

Menperin juga meyakinkan, industri minuman ringan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan di Indonesia. ”Misalnya, coconut drink yang saat ini banyak dinikmatimasyarakat. Potensi kita kuat karena sumber bahan bakunya, karena selama ini hanya ekspor buahnya,” ujar Airlangga. 

Selain itu, adanya perubahan lifestyle saat ini yang membuat masyarakat semakin suka minum kopi instan. ”Seharusnya Indonesia bisa buat kopi instan dalam cup karena bahan baku kopinya ada,” imbuhnya.

Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), kelompok industri minuman ringan meliputi air minum dalam kemasan (AMDK), minuman berkarbonasi, teh siap saji, minuman sari buah, kopi dan susu siap saji, serta minuman isotonic atau suplemen.

”Volume minuman ringan di Indonesia didominasi oleh minuman AMDK dan market share-nya mencapai 84 persen dari total pasar minuman ringan siap saji dalam kemasan. Diharapkan industri memberikan edukasi kepada konsumen tentang sustainability agar dapat didaur ulang lagi sampahnya,” ungkap Airlangga.

Sedangkan, minuman berkarbonasi market share-nya 3,6 persen dan minuman ringan lainnya 12,4 persen seperti minuman isotonik, minuman sari buah, dan minuman lainnya beraroma buah-buahan yang pertumbuhannya cukup tinggi.

”Pertumbuhan rata-rata minuman ringan mencapai 6-7 persen tahun 2016 dan akan terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Investasi baru di pasar yang masih berkembang, bukan saja dari segi pilihan jenis produk tapi juga pilihan segmen pasarnya,” kata Airlangga.