Perempuan-Perempuan Menggugat Karya Pelukis Seruni Bodjawati

Oleh : Herry Barus | Kamis, 22 Agustus 2019 - 12:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Ternyata seni lukis juga menjadi catatan sejarah perjalanan perjuangan kaum perempuan. Hak itu dibuktikan oleh pelukis Seruni Bodjawati dalam pameran tunggalnya yang berlangsung mulai 21- 31 Agustus 2019 yang digelar di Galeri Cemara 6, Menteng Jakarta Pusat.   

Karya rupa yang dihasilkan Seruni yang dipamerkan secara tunggal ini menampilkan ini terdiri 29 tokoh sejarah perempuan yang hidup di tahun 833 sampai tahun 2019. Yang dikategorikan ke dalam 9 jaman. Yakni pra kolonial, VOC, Hindia Belanda, Jepang ,Masa Perang Kemerdekaan, Liberal, Demokrasi terpimpin/orde lama, Orde Baru dan Reformasi. Kesemua tokoh dilukis Seruni dalam semangat menghidupkan yang terlupakan.  

Karena itu lukisan Seruni Iebih menampilkan sosok dalam bentuk narasi dengan simbol dan latar belakang yang ditangkap oleh Seruni dalam studi yang dilakukan sendiri dan melalui dialog dengan kurator kontennya.    

Yang paling menarik dari karya rupa Seruni Bodjawati adalah ia menjadi pencipta wajah Rainha Boki Raja. Ratu-Ternate yang hidup dj-awal kolonialisme Nusantara di mana Ternate dan Tidore sebagai pintu gerbang kolonial di Nusantara. Ratu yang sama sékali terlupakan. Ia mulai dihidupkan oleh lbu Paramita Abudrrachman, peneliti LIPI yang merujuk dokumen yang ada di Portugal. Lalu lbu Toeti Heraty melanjutkan dengan menerbitkan buku tentang Rainha Boki Raja dalam bentuk prosa lirik.          

Penghidupan sosok ini menyadarkan tentang soal masa lalu yang belum selesai dipecahkan. Sosok ini seharusnya juga diepjkkan seperti Cut Nyak Dhien.

"Kami ingin memperkenalkan pada generasi Milenial, kalau banyak wanita Indonesia yang hebat yang menjadi pionir dalan perjalanan bangsa dari tahun 833 tahun. Jadi bukan hanya Kartini saja wanita Indonesia," ujar Seruni Bodjawati saat ditemui di Galeri Cemara 6, Menteng Jakarta Pusat. Rabu (21/8)/2019  

Pelukis berusia 27 tahun meras prihatin, dari begitu banyak perempuan wanita hebat baru 14 orang yang dijadikan Pahlawan Nasional. Sementara Pahlawan laki-laki ada 165 orang lebih.  

Dipilihnya 29 sosok perempuan Indonesia hebat, lebih karena masalah alokasi tempat pameran. "Masih banyak perempuan hebat yang bisa kami lukis dan ditampilkan. Tapi kalau baru 29, karena masalah tempat saja," ujar Seruni.

Seruni mengungkapkan untuk melukis 29 Perempuan Hebat dibutuhkan waktu satu setengah tahun. "Dalam perjalanan melukis tentu banyak dinamika dan masukan dari para tokoh yang mengenal sosok yang tengah saya lukis," jelas Seruni.

Karya Buku yang berjudul ”Perempuan-Perempuan Menggugat , Literasi Rupa Sejarah Perempuan lndonesia”ditulis Esthi Susanti melalui studi literatur dan dialog dengan orang yang paham tentang tokoh perempuan Indonesia. Yang tak terduga dari kerja intensif Esthi sejak Oktober 2017 hingga April 2019 dalam melakukan studi adalah begitu banyak temuan yang mengejutkan.