HCI Hanya di Atas Rerata Negara Lower Middle, Langkah Digenjot Tingkatkan Produktivitas

Oleh : Herry Barus | Jumat, 16 Agustus 2019 - 05:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - HCI Indonesia masih berada di angka 0,53 atau berada di peringkat ke 87 dari 157 negara. Angka itu menunjukkan posisi Indonesia lebih tinggi dibandingkan rerata negara lower middle income. Dan sedikit lebih rendah dibanding rerata negara upper middle income.

Penegasan itu disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam acara diskusi media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "SDM Unggul, Indonesia Maju", yang berlangsung di Ruang Rapat Benny S Mulyana, Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

“Dari data itu, tampak HCI Indonesia jauh di bawah Singapura, yang sudah 0,88. Dan Vietnam yang 0,67. Jadi simpelnya, dengan melihat kondisi hari ini, maka manusia Vietman akan lebih produktif ketimbang Indonesia. Dan kalau Indonesia dan Vietman lahirkan produk yang sama, maka kita kalah bersaing karena produktivitasnya lebih rendah,” katanya.

Bambang memaparkan, melalui HCI itu bisa dibaca bahwa berdasarkan capaian pendidikan dan status kesehatan saat ini, diperkirakan anak-anak Indonesia yang lahir saat ini 18 tahun kemudian hanya dapat mencapai 53 persen dari potensi produktivitas maksimumnya.

Itulah sebabnya, Bambang menegaskan, pemerintah berharap angkatan kerja Indonesia bisa kian dimaksimalkan produktivitasnya. “Kita harus menyiapkan langkah agar HCI naik. Sehingga anak yang lahir tahun depan pada 18 tahun kemudian bisa miliki produktivitas yang lebih tinggi,” katanya.

 

Bertolak dari HCI itu pula, menurut Bambang, dapat disusun arah kebijakan dan strategi percepatan peningkatan kualitas human capital di Indonesia. Selain tentunya, sambung dia, HCI juga bisa menjadi rujukan untuk melihat tingkat capaian pembangunan SDM di Indonesia dan merancang prioritas dan taret pembangunan nasional yang selaras dengan SDGs.

Hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini antara lain Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali.