Kemenperin Tumbuhkan Wirausaha Baru Kalangan Santri di Purwakarta

Oleh : Hariyanto | Rabu, 10 Juli 2019 - 13:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Purwakarta - Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) berupaya menumbuhkan wirausaha baru di di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, Jawa Barat, melalui Program Wira Usaha Baru (WUB) Santri Bidang Industri.

"Pada tahun ini, Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta menjadi salah satu lokus penumbuhan wirausaha industri, dimana potensi yang dimiliki pondok pesantren dengan jumlah santri lebih dari 4.000 orang dan sudah memiliki unit bisnis dibidang percetakan, konveksi, peternakan ikan dan pertanian serta lokasi pondok pesantren yang berada disekitar pemukiman penduduk sangat strategis untuk berwirausaha dibidang tersebut," kata Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (10/7/2019).

Gati menjelaskan, program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di pondok pesantren Al-Muhajirin Purwakarta diberikan dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin/peralatan produksi roti. Pada kesempatan tersebut juga turut dihadiri 100 orang peserta yang berasal dari para santri dan pengurus pondok pesantren.

“Pada kegiatan bimbingan teknis ini diawali dengan materi kewirausahaan yang diikuti 100 orang peserta. Sedangkan untuk materi teknis produksi pengolahan roti, GMP dan Kemasan diikuti oleh 20 orang peserta sampai dengan tanggal 13 Juli 2019.” tutur Gati.

Selain kegiatan bimbingan teknis, Ditjen IKMA juga memfasilitasi mesin/peralatan produksi roti yang berjumlah 15 jenis terdiri dari mesin produksi hingga kemasan
Fasilitasi mesin/peralatan produksi roti kami berikan kepada pondok pesantren dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru dari pondok pesantren.

Sejak tahun 2013 hingga tahun 2018, Program santripreneur oleh Ditjen IKMA telah membina sebanyak 22 pondok pesantren dengan lebih dari 3000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.

“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami diantaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang: olahan pangan & minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair.”jelas Gati.

Gati menilai, pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia.
Pondok pesantren memiliki  peran sebagai “Agent of Development” yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan sensus Kementerian Agama di tahun 2014-2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.028.660 santri.
Dari total 28.961 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80 persen) di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.

“Pondok pesantren memiliki potensi dalam penyediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun,” ungkap Gati.

Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis.

Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.