Otoritas Investasi Uni Emirat Arab Jajaki Peluang di BUMN

Oleh : Herry Barus | Jumat, 05 Juli 2019 - 10:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta– Kementerian BUMN menerima delegasi pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) c.q. Otoritas Investasi Abu Dhabi (Abu Dhabi Investment Authority - ADIA) pada hari Rabu, 3 Juli 2019 guna menjajaki potensi investasi pada beberapa segmen proyek pengembangan usaha dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN, rombongan disambut Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha (RPU) Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro dan Staf Khusus IV Menteri BUMN, Alex Sinaga beserta perwakilan Direksi dari delapan BUMN.

Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia, Mohammed Abdulla Al Ghfel, Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab, Husin Bagis serta Executive Director Private Equities Department, Hamad Al Dhaheri tampak menjadi bagian dari rombongan dimaksud. Kehadiran mereka kali ini merupakan bagian dari rangkaian rencana kunjungan kenegaraan Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, the Crown Prince of Abu Dhabi and Deputy Supreme Commander of the UAE Armed Forced ke Indonesia pada minggu ketiga Juli mendatang. 

Perseroan BUMN yang hadir memaparkan peluang investasi pada sejumlah proyek pengembangan lini usaha adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), PT Indonesia Tourism Development Corporation (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Kedelapan BUMN tersebut memaparkan proyek-proyek andalan yang tengah dan telah mereka kerjakan, seperti misalnya pengembangan Proyek Mandalika Lombok yang merupakan sinergi antara PT PLN dan PT Angkasa Pura I.

Deputi Menteri BUMN, Aloysius menjelaskan bahwa Mandalika memiliki potensi bisnis yang besar dengan pengembangan kawasan yang ramah lingkungan dan energi yang terbarukan. Pantai-pantai yang mengitari kawasan tersebut turut menjadi daya tarik Mandalika sebagai tujuan wisata ke depan. “Mandalika akan menjadi destinasi pariwisata yang besar seperti halnya Bali,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pertamina juga memaparkan potensi kerja sama dalam Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan serta Pengembangan Infrastruktur dan Suplai LPG Jangka Panjang. Sedangkan Waskita Karya menjelaskan potensi ekonomi pada proyek infrastruktur yang telah mereka kerjakan, diantaranya Tol Trans Jawa dan Tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu).

Fery Hendriyanto, Direktur Pengembangan Bisnis & Quality, Safety, Health & Environment Waskita Karya menyampaikan Jalan Tol Becakayu memiliki peran yang sangat penting dalam memperlancar arus lalu lintas, distribusi barang dan jasa yang menghubungkan Provinsi DKI Jakarta dengan Kota Bekasi dan sekitarnya. “Tol Becakayu Seksi I memiliki masa konsesi 45 tahun yang mana Waskita Karya memiliki saham sebesar 99.7%. Untuk Section 1BC dari Bekasi, Cawang, Kampung Melayu tol road sudah berperasi sejak Nov 2017 dan sisanya diperkirakan selesai akhir 2018 dan 2019,” jelasnya

Sementara itu, Executive Director Private Equities Department ADIA, Hamad Al Dhaheri menyatakan bahwa pihaknya sangat berpengalaman dalam berinvestasi pada lini bisnis jalan tol, WestConnex, proyek infrastruktur jalan terbesar yang saat ini sedang berlangsung di Australia adalah salah satunya. Hamad menandaskan pola pengembangan proyek infrastruktur dari green menjadi brown field untuk kemudian dilepaskan sahamnya kepada umum merupakan best-practice di sejumlah negara.

“Secara global, kami sudah berinvestasi di proyek-proyek jalan tol sebelumnya, seperti di Kanada dan Australia. Pola pengembangan proyek infrastruktur dari green menjadi brown field untuk kemudian dilepaskan sahamnya kepada umum menjadi best-practice di sejumlah negara, dan Indonesia salah satunya,  secara  mekanisme pasar pendekatan yang BUMN terapkan sudah sangat baik,” pujinya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Privatisasi BUMN, Kindy Rinaldy Syahrir secara terpisah menambahkan bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, BUMN-BUMN yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan layanan umum memerlukan modal segar baik dari kesempatan penerbitan ekuitas maupun sekuritisasi proyek-proyek yang memang sudah berada dalam tahap brownfield.

Kementerian BUMN optimis pertemuan tersebut berpotensi menghasilkan nilai pengembangan usaha dan investasi yang menjanjikan bagi kedua belah pihak mengingat posisi tawar Indonesia yang cukup baik di antara negara pasar berkembang. Dari pertemuan kemarin, ADIA akan melanjutkan penjajakan sejumlah gagasan dengan manajemen Waskita Karya.

Executive Director Private Equities Department ADIA, Hamad Al Dhaheri mengatakan, presentasi yang telah dipaparkan sangat jelas dan membantu untuk selanjutnya diolah secara internal sebelum kedatangan Putra Mahkota ke Indonesia dan berterima kasih kepada Kementerian BUMN atas terselenggaranya pertemuan. ADIA sebagai sovereign welfare funds juga diketahui senantiasa mencari proyek-proyek investasi jangka panjang yang tentunya memerlukan pertimbangan mendalam