Ini Fakta Benar Soal Penggunaan Styrofoam bagi Manusia dan Lingkungan

Oleh : Ahmad Fadli | Kamis, 27 Juni 2019 - 07:01 WIB

INDUSTRY.co.id, Karawang- Tahukah Anda penggunaan styrofoam yang digunakan dalam mengemas makanan dan minuman yang selama ini diisukan tidak aman dan tidak sehat tidak terbukti sama sekali. Bahkan styrofoam yang beredar merupakan produk yang mudah didaur ulang kembali, karena stirena yang digunakan masih dalam ambang batas yang aman.

Hal tersebut dikatakan Ir. Akhmad Zainal Abidin M.Sc. Ph.D Polystyrene Expret dan Dosen ITB dalam Focus Group Discussion bertemakan “Mengenal Lebih Dalam tentang Polistirena Busa untuk Kebaikan Manusia dan Lingkungan” di Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/6/2019).

Ia juga membagikan pandangan baru tentang polistirena (biasa dikenal dengan styrofoam) baik penggunaan maupun pendayagunaan sampahnya. Lanjutnya, stirena sendiri adalah zat kimia yang terdapat dalam makanan pokok yang biasa dikonsumsi seperti stroberi, kopi dan kacang. Jumlah stirena yang digunakan pun jauh dari ambang batas yang ditentukan badan WHO yaitu sebesar 5000 PPM.

“Jumlah stirena yang ada dalam kemasan makanan yang terbuat dari polistirena adalah 0-30 ppm (part per million). Jumlah ini sama dengan yang terkandung dalam kayu manis, daging sapi, biji kopi, stroberi, kacang dan tepung yang kita konsumsi langsung sehari-hari,” ujar dia

Kemasan makanan dari polistirena banyak digunakan oleh pedagang makanan di pinggir jalan. Kemasan ini tidak hanya dapat menahan panas dan dinginnya makanan, menjaga higienitas, tetapi juga kemasan ini lebih murah dibandingkan dengan pembungkus makanan lainnya.

Namun, para aktivis lingkungan aktif meneriakkan soal produk ramah lingkungan dan meminta bahan ini diganti dengan bahan lain, seperti kemasan berbahan dasar kertas.

 “Kertas, yang sering dipakai sebagai substitusi kemasan makanan dari polistirena memberi kesan lebih ramah lingkungan. Namun pada faktanya, kemasan berbahan dasar kertas memberi dampak buruk yang lebih besar pohon yang ditebang, melainkan juga kertas pembungkus makanan tersebut pada hakikatnya berlapis plastik yang membuatnya susah untuk didaur ulang.”

“Ramah lingkungan itu bukan lagi persoalan mana yang terurai lebih cepat oleh alam, tetapi mana yang siklus atau daur hidupnya lebih ramah lingkungan, mulai dari bahan baku, cara produksi, penggunaan produknya, sampai pendaur-ulangan sampahnya adalah yang paling sedikit memakan energi, tidak menimbulkan pemanasan global, dan sumber daya alam yang dipakai tidak berlebihan” kata Zainal.

Ia juga menambahkan bahwa kemasan makanan polistirena terdiri dari 10% stirena dan 90% udara yang membuatnya menjadi kemasan plastik paling murah. “Sebenarnya, polistirena adalah material organik. Ia terbentuk dari karbon dan hidrogen. Sebuah material kita defenisikan organik jika terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.” tandasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Kemasan Group, Wahyudi Sulistya mengatakan stirena beracun itu tidak terbukti. Dan produk styorofoam yang dihasilkannya maksimal 44 ppm stirena, sedangkan batasannya 5000 ppm baru beracun.

“Selama ini tidak ada orang mengalami masalah kesehatan karena styrofoam. Tidak ada orang meninggal, orang kanker karena styrofoam, justru yang ada karena kolesterol, diabetes dan lainnya,” ujar dia pentingnya acara ini untuk mengedukasi masyarakat apa dan bagaimana dampak styrofoam bagi manusia dan lingkungan.

Ia mengatakan, bahan- bahan ini merupakan ramah lingkungan karena single layer, bukan multi layer.  Selain bisa di daur ulang juga bisa bernilai ekonomis tinggi, misalkan bagi pemulung yang menjual styrofoam ke Kemasan group dihargai Rp 6.000 per kilonya dan tentunya ini membantu memberdayakan pemulung, dan bisa dijadikan home industri.

“Intinya yang salah bukan produknya, tetapi pengelolaan sampahnya yang harus dibenahi. Produk tidak pernah salah tetapi prilaku kita yang harus benar dalam membuang sampah,”ujarnya

Didirikan tahun 1995, PT Kemasan Ciptatama Sempurna kini telah telah memiliki cabang 8 cabang yang tersebar di Semarang, Pasuruan, Makassar, Bali, Balikpapan, Cikupa dan Karawang. Dan untuk kapasitas produksi seluruh Kemasan Group saat ini mencapai  2.000 ton yang terdiri 1.000 ton food grade dan non food grade atau untuk packaging.