Laba 2019 Totalindo Eka Perkasa Ditargetkan Melonjak Hampir 7 Kali Lipat

Oleh : Abraham Sihombing | Senin, 24 Juni 2019 - 15:28 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Laba bersih PT Totalindo Eka Perkasa Tbk ditargetkan tumbuh 6,8 kali lipat menjadi Rp200 miliar pada 2019 dibandingkan dengan realisasi laba bersih perseroan pada 2018 sebesar Rp29,39 miliar.

“Target lonjakan laba bersih perseroan tahun ini diperkirakan bakal ditopang oleh pertumbuhan pendapatannya yang diproyeksikan sekitar 37,3 persen menjadi Rp2 triliun pada tahun ini dibandingkan sebesar Rp1,457 triliun pada 2018,” ujar Eko Wardoyo, Direktur Keuangan TOPS.

Eko mengungkapkan, target pertumbuhan pendapatan perseroan pada tahun ini juga didukung oleh berbagai kontrak baru yang bakal diperoleh perseroan dengan estimasi sekitar Rp2,5 triliun pada tahun ini.

“Jika dibandingkan dengan realisasi kontrak baru perseroan pada 2018 sebesar Rp1,62 triliun, maka target kontrak baru perseroan pada tahun ini terlihat lebih tinggi sekitar 54,32 persen,” papar Eko dalam paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (24/06/2019).

Hingga Mei 2019, demikian Eko, perseroan telah memperoleh kontrak baru bernilai total Rp1,72 triliun. Adapun kontrak-kontrak tersebut terdiri dari Proyek Klapa Village Tower B, Proyek Rusun Cilangkap, Proyek Gedung Pusat Pemulihan Aset (PPA) kejaksaan Agung RI, proyek Kingland Avenue Apartment dan Proyek Apartemen Sahid Asena.

“Kami optimistis dapat mencapai target kontrak baru pada tahun ini. Pasalnya, hingga akhir Mei 2019, kami telah meraih hampir sekitar 70 persen dari target kontrak baru yang ditetapkan sebelumnya,” imbuh Eko.

Di samping itu, demikian Eko, aset perseroan pada 2019 ini ditargetkan sebesar Rp3,73 triliun, atau lebih tinggi sekitar 10,7 persen jika dibandingkan dengan realisasi aset perseroan pada 2018 sebesar Rp3,37 triliun.

Selanjutnya, Eko juga menjelaskan, pemegang saham dalam RUPST perseroan telah menyetujui langkah manajemen Totalindo untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2018, sehingga seluruh laba 2018 dibukukan sebagai laba ditahan.

“Laba 2018 dibukukan sebagai laba ditahan atau retained profit karena kami masih membutuhkan tambahan modal yang cukup besar untuk membiayai pengembangan bisnis pada 2019 ini,” pungkas Eko. (Abraham Sihombing)