KTNA Ungkap Cara Efisien, Produktifitas dan Untung Bagi Petani

Oleh : Wiyanto | Senin, 15 April 2019 - 13:54 WIB

INDUSTRY.co.id

Jakarta - Winarno Tohir Ketua Umum Kelompok KTNA Nasional melaunching bukunya yang berjudul "Pertanian Presisi Untuk Mensejahterakan Petani". Buku setebal 424 ini mendapatkan kata pengantar dari Mentan Amran Sulaiman.

Winarno menjelaskan spirit pertanian presisi adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan ramah lingkungan. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan petani. Dengan ramah lingkungan maka keuntungan itu berlanjut terus-menerus selama masa bertani. Jadi, dengan menerapkan pertanian presisi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

"Buku ini tidak hanya memaparkan usaha tani presisi (precision farming) yang meliputi penyemaian sampai dengan pemanenan padi, tetapi juga memaparkan pascapanen berupa pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan gabah, serta penyimpanan beras," kata dia di Jakarta, Senin (15/4/2019).

Ia bilang sinergi usaha tani presisi dan pascapanen presisi inilah disebut dengan pertanian presisi (precision agriculture).Dalam pertanian presisi, setiap keputusan proses pertanian harus berdasarkan informasi yang akurat. Di sini diperlukan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Data dan informasi yang dikumpulkan antara lain lahan pertanian, bibit, kandungan hara tanah, saluran irigasi, prediksi cuaca, data banjir, kebutuhan air tanaman, serta serangan hama dan penyakit.

Menurut dia, dengan teknologi Global Positioning System (GPS) dan Geographic Information System (GIS), kita bisa menentukan karakteristik spesifik lokasi. Data GPS menekankan pada ketepatan posisi suatu lahan sementara GIS pada geografi atau karakteristik tanah dan lain-lain. Dari data GPS dan GIS ini dapat diketahui karakteristik lahan di suatu lokasi dengan lokasi lainnya. Meski satu hamparan belum tentu karakteristik lahan itu sama. Di sinilah pentingnya pertanian presisi.

Dengan teknologi sensor dan Internet of Things (IoT), kata dia, kita bisa mendapatkan informasi ketersediaan hara tanah, pH tanah, kelembapan tanah, kandungan air tanah, data suhu dan curah hujan, cuaca dan iklim, kebutuhan air tanaman, kebutuhan hara tanaman, dan sebagainya. Dengan drone, kita bisa mendapatkan informasi tanaman yang terkena hama dan penyakit. Dengan bantuan teknologi microcontroler yang dipasang pada alat sensor, semua data lapangan yang diperoleh dapat dikirim ke server penyimpanan dan pengolahan data melalui internet. Data lapangan ini diolah dengan perangkat lunak tertentu agar menjadi informasi yang bisa digunakan kapan dan di mana saja untuk mengambil keputusan dalam aktivitas pertanian.

"Tetapi pertanian presisi saja belum cukup untuk mensejahterakan petani. Untuk itu diperlukan juga laporan tanaman prospektif yang menginformasikan prospek komoditas setiap awal tahun seperti yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA)," katanya.