Kemenristekdikti-Pemerintah India Sepakat Tingkatkan Industry Iptek

Oleh : Herry Barus | Kamis, 28 Maret 2019 - 11:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menerima kunjungan kehormatan Duta Besar India untuk Indonesia, HE Pradeep Kumar Rawat pada Senin (25/3/2019). Kunjungan ini bentuk apresiasi kepada Kemenristekdikti terhadap kolaborasi yang telah berlangsung selama empat tahun terakhir, terutama setelah diperbaharuinya perjanjian kerja sama dalam bidang Iptek antara Kemenristekdikti dengan the Ministry of Science and Technology India pada Mei 2018.

Duta Besar India mengungkapkan kepada Menristekdikti Mohamad Nasir apresiasi yang setinggi-tingginya dan betapa pentingnya untuk memiliki Joint Steering Committee (JWG) dalam bidang iptek sebagai bentuk tindak lanjut perjanjian yang telah disepakati. Beliau berharap JWG dapat segera dilaksanakan. Menteri Nasir selanjutnya menyatakan dukungannya untuk dapat segera menindaklanjuti kerja sama yang telah disepakati sebelumnya dan berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan JWG yang apabila disepakati oleh kedua belah pihak dapat diselenggarakan sekitar Juli 2019.

Pada kesempatan tersebut, Menristekdikti menunjuk Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati sebagai koordinator pelaksanaan JWG dan Joint Steering Committee antara Indonesia dan India dalam bidang Iptek.

Menristekdikti selanjutnya mengundang Duta Besar India, HE Pradeep Kumar Rawat untuk dapat hadir pada perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) pada Agustus 2019 di Bali, sehingga dapat secara langsung menyaksikan pencapaian kemajuan iptek Indonesia melalui eksibisi yang dilaksanakan satu tahun sekali tersebut.

Terkait dengan pengembangan pendidikan tinggi, Duta Besar Rawat menginformasikan bahwa walaupun populasi India lebih dari satu milyar jiwa, namun institusi pendidikan tingginya hanya berjumlah 500 dengan perbandingan jumlah institusi pendidikan tinggi di Indonesia sekitar 4700 institusi. Di masa depan, program online distance learning menjadi potensi besar bagi kedua belah pihak dalam membawa manfaat pertumbuhan masyarakat dalam mengenyam pendidikan tinggi (angka partisipasi kasar atau APK) di kedua negara. Saat ini, di Indonesia sudah mencapai sekitar 34 persen dan India baru mencapai sekitar 25 persen dari seluruh pemuda usia kuliah. Oleh karena itu, Massive Online Open Course (MOOC) dapat menjadi salah satu alternatif solusinya.

Pertemuan tersebut ditutup dengan kesepakatan kedua belah pihak untuk segera menindaklanjuti kesepakatan dan berharap JWG dapat segera dilaksanakan pada pertengahan atau akhir bulan Juli 2019.

Hadir mendampingi Menristekdikti pada pertemuan tersebut di antaranya adalah Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na'im, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati, Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo, serta Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi.