2019, Rencana Penerbitan Saham, Obligasi Lebih Ramai Dibanding Tahun Lalu

Oleh : Herry Barus | Senin, 25 Februari 2019 - 15:26 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Setelah pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan sejak awal tahun lalu, memasuki November mulai terlihat arus dana masuk kembali ke pasar saham maupun obligasi, yang masih terus berlanjut hingga saat ini meski tak dipungkiri dalam beberapa hari terakhir terjadi sedikit koreksi karena berbagai data dari pasar global seperti perekonomian Amerika dan Eropa yang diperkirakan tidak sebaik perkiraan semula, demikian juga kondisi perekonomian Jepang yang diperkirakan mengalami tekanan.

Masuknya kembali investor ke pasar keuangan Indonesia selain karena faktor global, tentunya tidak terlepas karena dukungan perekonomian domestik yang diperkirakan akan lebih baik dibanding tahun lalu. Setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 mampu tumbuh sbesar 5,17%, pertumbukan tertinggi sejak 2014. Ditengah sinyal perekonomian yang membaik pemerintah mampu menjaga defisit anggaran sebesar 1,76% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari perkiraan semula sebesar 2,19% dari PDB, sedangkan inflasi mampu dijaga dikisaran 3%.

Melihat realisasi kinerja perekonomian yang positif ditengah terpaan faktor eksternal yang cukup berat, investor menilai prospek perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu, sehingga mendorong masuknya arus investasi portofolio ke dalam negeri. Hal ini juga berpengaruh positif terhadap rencana korporasi untuk mencari pendanaan dari pasar saham dan obligasi demi mendorong ekspansi bisnis sepanjang tahun ini.

‘’Minat korporasi untuk menerbitkan saham maupun mencari pendanaan melalui obligasi jauh lebih ramai untuk tahun ini, dibanding tahun lalu,’’ kata Direktur Investment Banking Bahana Sekuritas Nelwin Aldriansyah. Dengan harga indeks saham yang lebih baik, korporasi semakin yakin untuk kembali masuk mencari pendanaan di pasar saham dan obligasi, meski investor semakin selektif dalam mengoleksi saham perdana, tambahnya, seperti diinformasikan Suhendra Il  Media Relation PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, Senin (25/2/2019)


Dalam pipeline Bahana Sekuritas (Bahana) ada sedikitnya ada 3 perusahaan yang siap menerbitkan saham perdana atau initial public offering (IPO) sepanjang paruh pertama tahun ini, dengan target perolehan dana sekitar Rp 3 triliun. Sepanjang 2018, Bahana sukses mengantarkan 3 perusahaan melantai di bursa yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) dengan perolehan dana sekitar Rp 800 miliar dan PT BRI Syariah dengan perolehan dana sekitar Rp 1,3 triliun.

Bahkan atas IPO BRI Syariah yang cukup sukses, ditengah-tengah fluktuasi pasar keuangan sejumlah negara Asia termasuk Indonesia akibat faktor eksternal, Bahana berhasil mendapat penghargaan sebagai Best Mid-Cap Equity Deal 2018 dari Alpha Southeast Asia. Tahun lalu, tekanan terhadap pasar saham sangat berat, bahkan beberapa perusahaan sampai menunda rencana IPO, namun BRI syariah sukses melantai di bursa dengan perolehan dana terbilang besar,’’ papar Nelwin.

Bahana juga mendapatkan penghargaan sebagai Best Domestic M&A 2018, sebagai M&a Advisor dalam transaksi akuisisi 3 anak usaha dari salah satu group tambang batubara terbesar di Indonesia oleh PLN Batubara dengan nilai transaksi USD63,5juta

Sementara itu, untuk rencana penerbitan obligasi diperkirakan minimal 5 perusahaan akan mencari pendanaan dengan target perolehan dana lebih dari Rp 5 triliun di semester pertama 2019. Tahun lalu, Bahana membantu 23 perusahaan mencari pendanaan dari pasar obligasi dengan total perolehan dana lebih dari Rp 20 triliun.

Selama dua bulan pertama tahun ini, Bahana diantaranya telah membantu Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap III dengan total nilai emisi sekitar Rp 3,2 triliun dan Bahana juga bertindak sebagai co-manager dalam penerbitan sukuk global pemerintah yang diterbitkan sebesar $2 miliar, dengan oversubscribed hingga 3,8 kali atau permintaan yang masuk lebih dari $7 miliar.