Indonesia Berambisi Jadi Pemain Wisata Halal Dunia

Oleh : Ahmad Fadli | Kamis, 14 Februari 2019 - 19:07 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meluncurkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 yang mengacu pada standar global Global Muslim Travel Index (GMTI).

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia peringkat pertama destinasi wisata halal terbaik dunia pada 2019. Selain peluncuran IMTI 2019, Kemenpar juga melakukan bimbingan teknis (bintek) dan workshop 10 destinasi pariwisata halal unggulan di Tanah Air. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menargetkan kunjungan wisatawan halal tourism dunia ke Indonesia pada tahun ini sebanyak 5 juta atau tumbuh 42% dari tahun lalu sebanyak 3,5 juta.

"Target 5 juta wisman halal tourism atau mencapai 25% dari target kunjungan 20 juta wisman pada tahun ini,”ujarnya di Jakarta.

Arief melanjutkan, pada 2019, Indonesia ditargetkan berada di peringkat pertama sebagai destinasi pariwisata paling ramah terhadap wisatawan muslim dunia versi GMTI.

Untuk menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia, Kemenpar bersama stakeholder pariwisata dan Mastercard Crescent Rating Global Muslim Travel Index telah mempersiapkan 10 destinasi pariwisata halal unggulan. Adapun 10 destinasi wisata halal unggulan tersebut adalah Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, JawaTimur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).

"10 destinasi pariwisata halal unggulan perlu mengenali kekuatan dan kelemahannya berdasarkan kriteria standar pariwisata halal GMTI yang menggunakan kriteria ACES (access, communications, environment and services),”jelasnya.

Dia mengungkapkan, daerah-daerah yang mampu memberikan pelayanan terbaik akan memenangkan persaingan. “Dari kriteria ACES, 90% itu tidak langsung berhubungan dengan syariah. Semua bersifat umum. Kecuali makanan harus ada sertifikasi khusus halal. Maka siapa yang bisa memberikan pelayanan terbaik, dia akan memenangkan persaingan,”tuturnya.

GMTI memproyeksikan jumlah wisatawan muslim dunia pada 2020 mencapai 158 juta dengan total pembelanjaan sebesar USD220 miliar atau setara Rp3.080 triliun dengan pertumbuhan 6% per tahun. Pertumbuhan tersebut diharapkan terus meningkat menjadi USD300 miliar atau setara Rp4.200 triliun pada 2026.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3 Halal) Kemenpar Anang Sutono mengatakan, pesatnya pertumbuhan wisatawan muslim dunia membuat banyak negara baik negara Islam maupun non-Islam berupaya menjadikan pariwisata halal sebagai salah satu ikon produk destinasi andalan.

Indonesia memiliki komitmen yang tinggi untuk memenangkan persaingan untuk pariwisata halal. Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia memiliki potensi sangat tinggi untuk menjadi tujuan wisata utamanya, ujarnya.

Pada tahun 2017, Indonesia meraih 1,95 juta wisman halal tourism atau tumbuh 15% dengan perolehan devisa mencapai Rp27 triliun. Sejak dicanangkannya pariwisata halal pada 2014, tingkat daya saing Indonesia versi GMTI telah mencapai peringkat kedua terbaik dunia bersama dengan Uni Emirat Arab meski masih di bawah Malaysia berada di peringkat pertama.

Anang menambahkan, penyelenggaraan bintek IMTI 2019 juga bertujuan mengenali potensi secara mendalam sebagai destinasi pariwisata halal berdasarkan standar global. Menurut dia, para pengelola destinasi harus memahami standar global yang digunakan dalam bersaing.

“Penggunaan kalibrasi dengan standar global ini sebagai tolok ukur keberhasilan. Destinasi harus memahami alat benchmarking tersebut untuk menjadi tujuan wisatawan muslim kelas dunia," tandasnya.