Prof. Bambang Saputra Berikan Kado Anak Negeri Untuk Sang Presiden

Oleh : amazon dalimunthe | Rabu, 13 Februari 2019 - 10:53 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA—Melihat kondisi kebangsaan kita yang memprihatinkan,  Profesor Bambang Saputra merasa tergerak hatinya untuk menulis buku yang berjudul 'Kado Anak Negeri Untuk Sang Presiden'. Isi dari buku tersebut hari senin (11/2) kemarin di bedah dalam acara Dialog Kebangsaan bertajuk Memupuk Kesadaran Kebangsaan dalam Bingkai Ketuhanan d JCC Senayan Jakarta.  Dengan menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain; Prof. Dr. Ananda Faisar, SH, MH, Dr. Arrazy Hasyim MA, Kaspudin Noor, SH, Msi, Drs. H. Aminudin Yakub, MA, Vasco Ruseimy, ST, dan Jilal Mardani, serta Heri Suherman, SH bertindak sebagai moderator.

Dari dialog bisa ditarik benang merah yang jelas yakni  Cinta Tanah Air (hubb al wathan) adalah fitrah kemanusiaan. Cinta Tanah Air, adalah perasaan bangga dan ikut memiliki sebuah wilayah tertentu. Perasaan ini diwujudkan dalam sikap rela berkorban untuk melindungi wilayahnya dari berbagai ganggungan dan ancaman. Cinta Tanajh air memperkuat dasar membangun masyarakat, dengan melakukan amal kebajikan, serta memperkuat tali persaudaraan.

Inilah salah satu pandangan penting dari Bambang Saputra yang dinukilkan dalam bukunya, bahwa; manusia harus menjalankan fungsi dan perannya sebagai khalifah (pemimpin; sejatinya pemimpin). Ia dibebani tanggungjawab memakmurkan bumi.

Mencintai tanah air dan menjaga kekayaan alam, ujar Bambang, adalah bagian dari penjelmaan kesadaran berketuhanan yang mendalam. Sebaik-baik kesadaran berketuhanan adalah terletak pada dalamnya cinta dan luasnya pengabdian untuk menjaga Tanah Air sendiri.

"Saya memberikan suatu masukan bagaimana roda pemerintahan itu berjalan semestinya dan mencari solusi kesadaran para pemimpin yang berketuhanan dengan menjaga amanat masyarakat Indonesia dengan baik,"tutur Profesor Bambang Saputra, di sela sela acara dialog Sebelum berdiskusi soal bukunya, pria kelahiran 26 Mei 1981 ini juga membacakan puisi ciptaannya berjudul 'Tembang Jiwa Anak Negeri' dan pemutaran film tentang anak-anak desa yang menginginkan perubahan positif di daerahnya.

"Puisi itu saya ciptakan untuk para neragawan dan untuk filmnya sendiri memiliki pesan moral khusus dari anak anak desa yang merupakan orang-orang pinggiran yang berharap pembangunan seperti bandhara, tol, pabrik dan pembangunan lainnya supaya bermanfaaat bagi orang di sekitarnya dan saya berharap siapapun presidennya harus bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,"ucap Alumni UIN Sumatera Utara, Medan, yang juga menyutradarai dan memproduseri sendiri film dokumenter tersebut.

Terbitnya buku tersebut, kata Bambang, banyak diilhami dari berbagai gejala sosial yang mengarah pada ambruknya moralitas bangsa. Sejumlah elit politik di pusat maupun di daerah, saling berebut kekuasaan dengan cara saling sikut dan saling menjatuhkan. “Inilah yang mengakibatkan kita berada dalam kondisi kritis penuh cobaan. Alangkah banyak masalah yang dihadapi bangsa ini,” lanjut Bambang prihatin.

Bambang Saputra, menamatkan studi S1 di Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara tahun 2004. Sepuluh tahun kemudian -- di perguruan tinggi tersebut yang kini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara -- Bambang meraih gelar Magister Hukum Islam (MHI) – S2 dengan predikat Yudisium Terpuji (cum laude).

Selain banyak menulis buku, pria kelahiran, 26 Mei 1981 ini, kerap menjadi pembicara di berbagai kegiatan akademik. Bambang juga seorang dosen serta aktif di berbagai organisasi lintas profesi, antara lain organisasi di bidang spiritual, pendidikan, kesenian,  dan kebudayaan. (AMZ)