Petrogres Siapkan NPK Phonska Plus Hadapi Pencabutan Subsidi Pupuk di 2018

Oleh : Hariyanto | Minggu, 26 Februari 2017 - 12:33 WIB

INDUSTRY.co.id - Gresik, Direktur Teknik & Pengembangan (Dirtekbang) PT. Petrokimia Gresik, Arif Fauzan menyampaikan, Merauke merupakan poject yang diinisiasi oleh PT. Pupuk Indonesia (PI) untuk percobaan padi.

Petrogres mendapat tugas penyediaan benih padi, Phonska dan Pestisida. Sedangkan Urea dipenuhi oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim). Pelaksana atau eksekutor lapangan adalah PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP).

Menurut Arif, benih sudah terkirim di Merauke sebanyak 250 kilogram, bertahap akan dikirim lagi sampai memenuhi kebutuhan yaitu 1,2 ton. Sedangkan terkait RDKK dengan pemenuhan pupuk memang njomplang, di Merauke ada selisih sekitar 23.100 ribu ton.

“Kami di tahun 2016 kemarin sudah meluncurkan pupuk komersial Phonska Plus. Ini untuk mewadahi jika terjadi kekurangan pupuk,” ujar Arif saat menerima kunjungan Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi II Kementerian BUMN, Purnomo, Rabu (23/2/2017).

Setelah launching bulan September 2016, serapan pasar terhadap pupuk NPK Phonska Plus sangat tinggi, meskipun harganya lebih tinggi dibandingkan pupuk subsidi. Kendalanya, PG hanya memiliki kapasitas produksi 2,6 juta ton per tahun untuk NPK.

Sedangkan Pemerintah tahun ini memberikan tugas Public Service Obligation (PSO) kepada PG sebanyak 2,2 juta ton NPK. Jadi kapasitas produksi NPK komersial tersisa 400 ribu ton. Ini akan mengisi pasar yang belum masuk RDKK dan perkebunan.

Terkait pencabutan pupuk subsidi di tahun 2018, Arif mengaku telah mendapat arahan dari PT. Pupuk Indonesia. NPK Phonska Plus juga disiapkan untuk menghadapi pencabutan subsidi pupuk.

“PG sengaja membuat NPK Phonska Plus sekarang, karena perkenalan dengan petani membutuhkan waktu. Dengan penambahan Zn (Zinc) pada NPK Phonska Plus, bisa meningkatkan produktivitas sebanyak 7 persen Gabah Kering Panen,” jelas Dirtekbang.

PG juga terus mengembangkan outlate Petromart. Saat ini PG memiliki tiga Petromart, dan pada tahun 2017 ini akan disiapkan konsep Franchise. Harapannya kabupaten/kota yang berpotensi harus memiliki Petromart.

“Kami tidak akan mengambil untung dari Franchise-nya, tapi bagaimana produk kami bisa terjual,” terang Arif. (gn)