Arungi Tahun Politik, Madusari Nusaperdana Optimis Penjualan Mampu Tumbuh Hingga Double Digit

Oleh : Ridwan | Senin, 28 Januari 2019 - 10:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang olahan daging khususnya sosis dan bakso, PT Madusari Nusaperdana optimis perkembangan bisnis di sektor makanan khususnya sosis akan terus bertumbuh di tahun 2019.

Pasalnya, dalam lima tahun terakhir pemakan daging di Indonesia grafiknya terus bertumbuh. Walaupun, konsumsi daging di tanah air masih relatif rendah.

"Bisnis ini akan terus bertumbuh, walaupun konsumsi daging di Indonesia masih rendah. 5-10 tahun kedepan diprediksi bisnis ini akan semakin baik, karena masih banyak area yang bisa dikembangkan," kata Direktur Operasional PT. Madusari Nusapersada Dewi Kartika Rusli yang ditemu Industry.co.id beberapa waktu lalu.

Ditambahkan Dewi, sejak berdiri di tahun 1995, pihaknya terus berbenah dan mulai bangkit dari imbas ketidakpastian ekonomi ditahun 1998. "Kami terus bangkit dari kondisi yang kurang baik di tahun 1998, dan terbukti hingga kini kami telah mampu memproduksi hingga jutaan sosis per hari," terangnya.

Perusahaan dengan merek dagang Kimbo, Vigo, dan Fino ini terus melebarkan pasarnya hingga ke seluruh wilayah di Indonesia diantaranya, pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Meskipun sebaran pasarnya sudah merata, Namun Dewi mengakui bahwa pulau Jawa masih mendominasi area pasar yang terbesar. 

"Pulau Jawa masih 50%, disusul Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Tahun 2019, kami akan mulai ekspansi ke wilayah Indonesia Timur," tutur Dewi.

Selain melebarkan sayap pasarnya ke wilayah Indonesia Timur, tambah Dewi, pihaknya juga akan melakukan perkembangan pabrik baru di kawasan industri Jababeka di tahun 2019. Sekedar informasi, hingga saat PT Madusari Nusaperdana sudah memiliki tiga lokasi di kawasan industri Jababeka yakni, pabrik, gudang, dan development center (R&D) yang terbagi di berbagai area berbeda.

"Kita melihat ada beberapa area di Jababeka yang sangat potensial untuk mengembangkan lini bisnis kami, salah satunya di area dekat Cikarang Dry Port. Dengan adanya pabrik kami di area Dry Port, tentunya akan mempermudah dan mempercepat pada saat importasi," katanya.

Lebih lanjut, Dewi mengatakan, jika melihat pertumbuhan dari tahun ke tahun, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus menguat, pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan akan mencapai double digit di tahun 2019. "Kami sangat otpimis di tahun 2019, apalagi melihat beberapa proyek infrastruktur yang saat ini telah selesai pengerjaannya, sehingga membuat logistik kami akan lebih cepat," tutup Dewi.