IHSG Melemah, Cermati Enam Saham

Oleh : Wiyanto | Selasa, 15 Januari 2019 - 07:21 WIB

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Secara teknikal IHSG membentuk pola bellow the stomach candle dengan indikasi terkoreksi jangka pendek seiring stochastic dan RSI yang memberikan signal pelemahan berada pada area overbought.

"Meskipun demikian terlihat bergerak tertahan pada support MA5 pergerakan IHSG masih akan bergerak cenderung melemah tertahan dengan support resistance 6312-6361," ujar analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Ia sodorkan saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya INTP, WOOD, MCAS, ESSA, BBRI, TLKM.

Sebelumnya, IHSG (-0.40%) ditutup melemah 25.35 poin kelevel 6336.12 meskipun Investor asing tercatat net buy 496.52 Miliar rupiah pada saham BBRI, BMRI dan TLKM yang menjadi top net buy value seiring pertumbuhan pinjaman YoY bulan Desember 2018 naik menjadi 12.9% dari 12.05% setelah diperkirakan turun 6.7%. Rupiah ditutup melemah setengah persen kelevel Rp14.125. Indeks Sektor Consumer Goods (-0.5%) dan Trade (-1.0%) menjadi kontributor pelemahan IHSG.

Ekuitas Tiongkok ditutup melemah lebih dari setengah persen. Indeks HangSeng (-1.38%), CSI (-0.87%) dan KOSPI (-0.53%) turun sering penurunan aktifitas perdagangan di Tiongkok. Aktifitas Import turun menjadi -7.6% dari 3% dengan perkiraan meningkat 5% sedangkan Aktifitas Export -4.4% dari 5.4% diperiode sebelumnya. Sehingga dengan adanya penurunan import yang signifikan membuat neraca perdagangan surplus $57.06 Miliar dari $44.71 Miliar yang merupakan Data import dan Export terburuk sejak 2016.

Bursa Eropa mayoritas ditutup melemah. Indeks Eurostoxx (-0.94%), FTSE (-0.94%), DAX (-0.71%) dan CAC (-0.92%) melemah menuju sepersen. Perusahaan Teknologi dan Tambang menjadi pemimpin pelemahan di Eropa. Pound stabil sebelum pemungutan suara penting Selasa di Brexit, dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May tampaknya tidak lebih dekat untuk mendapatkan dukungan yang dia butuhkan. Sentimen selanjutnya investor akan memperhatikan data akitifitas perdagangan didalam negeri. Dimana Export di perkirakan akan positif 1.81% dan Import diekspektasikan turun 6.60% sehingga dapat menurunkan difisit neraca perdagangan.