Makin Seksi, Kawasan Industri Kendal Sudah Kantongi 50 Investor Dengan Total Investasi Capai Rp 7,3 Triliun

Oleh : Ridwan | Jumat, 11 Januari 2019 - 16:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Kendal, Kawasan Industri Kendal (KIK) telah mengantongi total 50 investor yang akan membangun pabrik di walayah tersebut sampai Januari 2019. Kepastian tersebut membuat nilai investasi di KIK mencapai Rp7,3 triliun secara keseluruhan. 

President Direntor & CEO Kendal Industri Park Stanley Ang mengungkapkan, jumlah perusahaan asing yang tertarik menjadi penghuni di KIK mulai mengalami peningkatan sejak semester kedua 2018. 

"Investor dari Cina dan Korea Selatan (Korsel) mendominasi," kata Stanley di Kendal (10/1/2019) kemarin. 

Tak hanya itu, lanjut Stanley, tenant dengan investasi baru juga lebih banyak dibandingkan dengan relokasi atau ekspansi pada tahun 2018. Menurutnya, tenant yang akan melakukan investasi baru mencapai 60%. 

"(50 tenant) sudah jadi, mereka sudah teken sama kami. Secara finansial mereka sudah komitmen," terangnya. 

Dijelaskan Stanley, dari total 50 tenant yang telah menyatakan komitmennya untuk membangun pabrik di KIK, sebanyak 7 tenant sudah beroperasi. Kemudian, sebanyak 3 tenant sedang dalam pembangunan, dan 12 lainnya sedang mengurus izin, desain dan segala sesuatu yang diperlukan. 

"Adapun sisa investor yang telah menyatakan komitmennya masih melakukan pengurusan di internal mereka. Belum banyak investor yang melakukan pembangunan lantaran beberapa faktor seperti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), serta kondisi perekonomian global dengan adanya perang dagang antara China dan AS juga menjadi perhatian bagi investor, sehingga memutiskan untuk menunggu dan nelihat kondisi. Adapun bagi investor dakam negeri, tahun politik masih mendominasi alasan mereka," papar Stanley. 

Oleh karena itu, Stanlet memperkirakan bahwa para tenant akan mempercepat pembangunan setelah pemilu atau pada semester kedua tahun ini. 

Menurutnya, investor lokal dari dalam negeri untuk sementara masih mendominasi dengan kontribusi sekitar 85%. Kemudian diikuti dengan investor dari Singapura sebanyak 7%, Korsel 2%, Jepang 2%, dan Malaysia 2%.

Adapun perusahaan yang sudah setuju untuk menanamkan modalnya di KIK bergerak di berbagai sektor seperti, tekstil, makanan, baja, furnitur, dan mebel. 

Terkait dengan fasilitas, Stanley menambahkan, fasilitas seperti ketersediaan listrik untuk kondisi saat ini dengan 50 tenant masih cukup. Namun, Stanley menilai bahwa perlu ada pembangunan fasilitas tenaga listrik agar operasional produksi tenant tidak terganggu. 

Menurut Stanley, saat ini pihaknya tengah melakukan diskusi dan melakukan pemetaan terkait dengan pemenuhan fasilitas listrik. 

"Kita lagi mapping, apakah mereka mau bikin sendiri, apa bisa cocok, atau bikin subtitusi!. Kita juga mau bikinin ke arah green energy," katanya. 

Dijelaskan Stanley, masalah tenaga kerja akan bisa teratasi, mengingat lapangan pekerjaan akan tercipta. 

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Jawa Tengah merupakan wilayah yang sangat menarik bagi investor. 

"Dengan selesainya jalan Tol Trans-Jawa dan penambahan investasi terhadap pelabuhan membuat kawasan industri akan tumbuh," terang Menperin Airlangga.