Di Awal Tahun 2019, Industri Keramik Tagih Janji Presiden Jokowi Terkait Penurunan Harga Gas Industri

Oleh : Ridwan | Kamis, 03 Januari 2019 - 10:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Industri keramik nasional hingga saat ini masih menunggu realisasi dari janji Presiden Joko Widodo terkait penurunan harga gas untuk industri.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo pada tangga 4 Oktober 2016 telah menginstruksikan harga gas untuk industri sebesar US$ 5-6 per MMBtu. Namun, hal ini belum terealisasi sampai saat ini.

Presiden Direktur PT Puri Kemenangan Jaya (Centro Keramik), Jusmery Chandra mengatakan, pihaknya merasa sangat prihatin karena lambannya gerak pemerintah dalam hal penurunan harga gas untuk industri. 

"Kami berharap awal tahun 2019, pemerintah mampu merealisasikan janjinya. Sehingga daya saing industri keramik nasional kembali meroket," kata Jusmery saat dihubungj Industry.co.id di Jakarta, Kamis (3/1/2019).

Ditambahkan Jusmery, harga gas industri menyerap 35-40 persen dari total harga produksi. Menurutnya, dengan besarnya serapan itu akan bahaya bagi kami selaku produsen keramik untuk tetap bertahan hidup.

"Saat ini kebanyakan pabrik hanya mencapai utilisasi 40-60 persen, itu sangat berat. Dengan utilisasi pabrik hanya 60 persen berarti pabrik itu sudah merugi. Dengan kondisi ini hampir tidak mungkin industri akan tumbuh, malah semakin redup," kata Yusmeri.

Oleh karena itu, Yusmeri berharap pemerintah segera merealisasikan instruksi Presiden terkait penurunan harga gas, agar produsen keramik nasional semakin bersemangat dan bergairah kembali dalam memproduksi keramik nasional.

Selain itu, tambah Jusmery, pihaknya juga berharap kondisi pasar properti dalam negeri kembali menggeliat. Menurutnya, sektor properti dianggap mempunyai multiplier effect, khususnya bagi industri keramik.

"Walaupun masih belum belum berdampak, pelonggaran relaksasi Loan to Value (LTV) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) akan menggairahkan industri pendukung properti salah satunya keramik," harapnya. 

Lebih lanjut, ia berharap, situasi dan kondisi menjelang dan sesudah perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) dapat berjalan dengan aman, lancar dan kondisif. 

"Kondisi Pemilu dan Pilpres sangat berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan  industri keramik dalam negeri. Maka itu, saya berharap kondisinya akan kondusif, aman dan lancar," terang Jusmery. 

Disisi lain, walaupun kondisi di tahun 2018 tak menentu, pertumbuhan penjualan Centro keramik masih mengalami peningkatan meski hanya single digit. 

"Meski hanya single digit, penjualan kita tetap naik. Harapannya di tahun 2019 ini kita bisa meningkat sampai double digit," tutupnya.