Pembangunan PLTGU Jawa 1 Ditargetkan Rampung pada Desember 2021

Oleh : Hariyanto | Rabu, 19 Desember 2018 - 10:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Karawang - Hari ini, proyek pembangunan PLTGU Jawa 1 Resmi Dimulai. Dalam pembangunan konstruksi pada proyek tersebut , PT Jawa Satu Power mempercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo), termasuk  pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun.

Kemudian setelah masa kontrak, pembangkit akan diserahkan kepada PLN dengan skema Build, Own, Operate dan Transfer (BOOT).

Selama masa life time PLTGU PLN mendapatkan tarif listrik dengan harga yang relatif murah yakni 5,5038 cUSD/kWh. Selain itu, proyek tersebut juga akan dibangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dimana pada akhir kontrak, FSRU akan diambil alih oleh PLN.

Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan, pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle Jawa-1 yang ditargetkan selesai Desember 2021 ini merupakan bagian dari Program 35.000 Mega Watt (MW).

"Pasokan akan disalurkan melalui jaringan listrik nasional Jawa-Bali milik PLN. Pembangkit ini diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan. Dengan tarif yang efisien, PLN berpotensi menghemat sebesar 43 Trilyun rupiah. “ kata Iwan di Desa Cimalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/12/2018).

Sesuai lifetime, lanjut Iwan, pembangkit ini ditargetkan akan selesai pada September 2021. Penambahan dari PLTGU Jawa 1 ini akan menambah kehandalan infrastruktur kelistrikan tanah air. "Sehingga bisa menarik apra investor untuk menanamkan modal dan secara tidak langsung dapat meningkatkan ekonomi Indonesia," lanjut Iwan.

Dalam proyek ini, GE menyediakan turbin gas paling efisien dengan tingkat emisi terendah 9HA.02, serta layanan pemeliharaan jangka panjang yang meliputi digital solutions, commissioning and installation, parts, field and repair services selama 25 tahun.

Selain itu, Samsung akan menyediakan pekerjaan konstruksi dan peralatan balance of plant untuk pembangkit listrik, sementara Meindo akan menyediakan semua pekerjaan laut termasuk jetty, pipa gas, dan pipa air pendingin. Pertamina, Marubeni dan Sojitz juga menunjuk Samsung Heavy Industries untuk membangun FRSU.

Proyek dengan nilai kurng lebih US$1,8 milyar (atau sekitar 26 triliyun rupiah) ini dibiayai oleh konsorsium yang terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) and Nippon Export and Investment Insurance Co, Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta institusi perbankan komersial antara lain Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversiea-Chinese Banking Cooperation Ltd, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Societe Generale dengan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pembayaran pinjaman murni bersumber dari proyek itu sendiri. Secara keseluruhan, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestic dan internasional.