Kemenperin Dukung Peningkatan Industri Kriya dan Fesyen Nasional

Oleh : Herry Barus | Minggu, 16 Desember 2018 - 12:41 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Industri Kriya dan Fesyen belakangan ini lewat berbagai acara mulai menunjukan keberhasilannya.   Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Indusri Kecil dan Menengah Kemenperin, secara berkala mengdaakan pelatihan bagi pebisnis muda agar sukses dalam industri krya  dan fesyen.

Dirjen Industri Kecil dan Menengah melalui Bali Creative Industry Center melaksanakan program Creative Business Incubator (CBI) untuk meningkatkan keahlian dan pengelolaan bisnis kepada para pelaku Industri kreatif krya dan fesyen berusia di bawah 28 tahun.

Menurut Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan, R. Ratnautariningrum, Sabtu (15/12/2018) mengatakan, “ Program ini kami rencanakan dan dilaksanakan selama dua tahun. Dimana pada tahun prtama berupa sesi klasikal yang dilaksanakan 20 Oktober hingga 15 Desember 2018, dengan materi terkait strategi usaha, business model canvas, manajemen pemasaran, produksi dan operasi, sumber daya manusia, keuangan, perancanaan business.”

Ditambahkan oleh Ratna Utariningrum, tahap kedua tahun 2019 berupa program pendampingan yang mengacu kepada bisnis plan yang disusun.

Untuk menguji pemahaman peserta, mereka diberi tugas lapangan kemudian presentasi di hadapan nara sumber. “ Kami juga mengundang para pelaku usaha untuk untuk sesi sharing diantaranya dengan Brodo, Kreskros, Tanamas, Sijilifestyle dan Oldblue. Sehingga peserta memehami materi baik dalam hal teori atau pun penerapan.” Jelas Ratna Utariningrum.

Pelatihan  bisnis krya dan fesyen ini juga melibatkan tim dari Universitas Prasetya Mulia, BRI, Angel Investment Network Indonesia, Talent Indonesia, Mekar.id dan sejumlh kalangan lainnya.  “Diharapkan  para peserta ini bisa mengatasi kenadala usaha, terutama dalam hal pendanaan,” pungkas ratna Utaniningrum.

Berdasarkan Data Statistik dan Hasil Suryey Ekonomi Kreatif BPS dan Bekraf 2017, sebanyak 78, 53% pelaku ekonomi kreatif berada dalam rentag usia 30-59 tahun sedangkan pengusaha muda ( dibawah 30 Tahun) di sektor ekonomi kreatif masih kecil yaitu sekitar 10,68 % dari jumlah pengusaha ekonomi kreatif. Dengan potensi bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia, gemerasi muda di bawah 30 tahun perlu di dorong untuk menjadi penusaha industri kreatif terutama kriya dan fesyen.