Aksi Greenpeace Tunjukkan Sensitivitas Terhadap Sawit Berkelanjutan

Oleh : Herry Barus | Rabu, 05 Desember 2018 - 10:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Duta Besar (Dubes) Uni Eropa (UE) untuk Indonesia Vincent Guerent mengatakan aksi pendudukan kapal pengangkut minyak sawit oleh aktivis Greenpeace di perairan Spanyol beberapa waktu lalu menunjukkan kepedulian terhadap aspek keberlanjutan komoditas itu.

Dalam media gathering akhir tahun yang diselenggarakan UE di Jakarta, Selasa (4/12/2018)  ia menegaskan dirinya tidak ingin membenarkan ataupun mendukung aksi tersebut karena tindakan Greenpeace sepenuhnya adalah inisiatif masyarakat sipil, tanpa campur tangan UE.

"Tetapi saya ingin menggarisbawahi bahwa aksi tersebut menunjukkan kesadaran tinggi dan sensitivitas masyarakat Eropa terhadap deforestasi, perubahan iklim, serta perlindungan lingkungan," lanjutnya.

Kesadaran terhadap pelestarian lingkungan, menurutnya menyebar luas di Eropa khususnya di kalangan generasi muda.

Untuk mengantisipasi agar kasus serupa tidak terulang, ia menyarankan kalangan industri untuk menanggapi isu minyak sawit secara serius dan meyakinkan konsumen mengenai praktik-praktik yang dilakukan untuk mendorong industri sawit yang bertanggungjawab.

"Mereka harus menjelaskan dengan lebih baik kepada konsumen Eropa mengenai apa yang mereka lakukan untuk mendorong keberlanjutan," ujar Vincent.

Enam aktivis Greenpeace melakukan aksi damai dengan menaiki kapal tanker raksasa Stolt Tenacity, yang mengangkut minyak kelapa sawit mentah milik Wilmar International di Teluk Cadiz di dekat Spanyol, pertengahan November 2018.

Relawan Greenpeace International yang berasal Indonesia, Jerman, Inggris, Perancis, Kanada dan Amerika Serikat melakukan aksi tersebut sebagai protes akibat kerusakan hutan di Indonesia.

Wilmar adalah pemasok utama minyak kelapa sawit untuk perusahaan raksasa makanan ringan Mondelez, salah satu pembeli minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Investigasi terbaru Greenpeace International menunjukkan pemasok minyak sawit Mondelez telah merusak 70 ribu hektare hutan di seluruh Asia Tenggara dalam dua tahun.

Aksi tersebut dikecam kalangan pelaku industri sawit dalam negeri seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), yang meminta pemerintah membekukan Greenpeace karena membawa citra buruk bagi ekspor minyak kelapa sawit Indonesia.

Namun, Greenpeace menanggapi tudingan tersebut dengan menegaskan komitmen mereka untuk mengakhiri deforestasi, bukan untuk mematikan industri sawit di Tanah Air.(Ant)