IHSG Menguat Terbatas, Cermati Sebelas Saham

Oleh : Wiyanto | Senin, 19 November 2018 - 07:44 WIB

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung mengalami penguatan terbatas diawal pekan dengan support 5957-6066. Saham-saham yang masih dapat diperhatikan TBLA, LSIP, WSBP, UNVR, BBRI, BBTN, JSMR, TLKM, ANTM, LPCK, AKRA.

IHSG break out level psikologis 6000. Meskipun tampak optimis secara teknikal pergerakan IHSG seakan menyentuh dan pulled back level target MA200 dilevel 6066. Indikasi tersebut mengurangi peluang lanjutnya penguatan dan menambah kekhawatiran investor terhadap aksi profit taking jangka pendek. Indikator Stochastic bergerak positif membuka ruang penguatan lebih tinggi meskipun momentum sedikit menekan mendekati overbought karena pergerakan terakhir seakan pulled back resistance.

Mengakhiri pekan Indeks saham di Asia ditutup mixed. Indeks Nikkei (-0.57%) dan TOPIX (-0.59%) memimpin pelemahan sedangkan Hangseng (+0.31%) dan Shanghai (+0.47%) memimpin penguatan seiring penantian investor dan spekulasi positif pada sengketa perdagangan AS-China sebelum KTT G-20 akhir bulan ini. Ekuitas China tetap melonjak akibat sentimen tersebut meskipun melambatnya ekonomi dan ketidakpastian prospek pendapatan akan dampak dari kebijakan moneter AS yang lebih agresive.

IHSG (+0.95%) ditutup menguat 56.61 poin diatas level psikologis 6012.35 dengan sektor Infrastruktur (+2.09%) memimpin penguatan. Saham TLKM (+3.32%) menjadi top kontribusi pada IHSG setelah perseroan dikabarkan berinvestasi 4 Triliun rupiah untuk membeli saham minoritas di Go-Jek. Go-jek berencana untuk memperluas di Asia Tenggara mulai dari Vietnam, Filipina, Singapura dan Thailand. Adapun investor Go-jek yang telah lebih dulu masuk diantaranya Tencent Holding, Warburg Pincus, Google dan Temasek. Pergerakan Rupiah (+0.36%) menguat diakhir pekan terhadap USD mengirim aksi beli investor asing yang cukup besar 1.65 Triliun rupiah.

Bursa Eropa dibuka mayoritas menguat. Indeks Eurostoxx (+0.50%), FTSE (+0.475) dan DAX (+0.57%) menguat dipimpin perusahaan pertambangan dan perusahaan energy. Poundsterling stabil setelah mengalami sell off pada hari kamis karena Brexit sekali lagi melempar pemerintah Inggris kedalam ketidak kondusifan. Ketegangan politik di Eropa dari Inggris ke Italia juga memukul sentimen, sementara kemerosotan harga minyak pekan ini memicu kekhawatiran baru tentang keadaan pertumbuhan global saat perang perdagangan berlarut-larut tidak memiliki titik temu. Pada pekan depan investor akan terfokus pada data dalam negeri tingkat pertumbuhan pinjaman yang sebelumnya tercatat menguat hingga 12.75%.