Suku Bunga Naik, Obligasi Melenggang Naik

Oleh : Wiyanto | Jumat, 16 November 2018 - 07:35 WIB

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Pergerakan imbal hasil obligasi AS yang variatif dimana tenor jangka pendek bergerak turun dan tenor jangka panjang yang cenderung meningkat seiring dengan respon terhadap pernyataan The Fed yang masih memungkinkan untuk menaikan suku bunganya diperkirakan dapat menghalangi potensi pasar obligasi dalam negeri untuk menguat lebih tinggi lagi.

"Laju pasar obligasi cenderung bergerak naik. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo 5 tahun dengan harga 91,35% memiliki imbal hasil 7,95% atau turun 0,04 bps dari sebelumnya di harga 91,20% memiliki imbal hasil 7,99%," kata analis Pasar Modal Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (17/11/2018).

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo 20 tahun dengan harga 90,98% memiliki imbal hasil 8,45% atau turun 0,03 bps dari sehari sebelumnya di harga 90,68% memiliki imbal hasil 8,49%.

Pada Kamis (15/11), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,02 bps di level 107,84 dari sebelumnya di level 107,81. Adapun, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,06 bps di level 104,62 dari sebelumnya di level 104,56. Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 8,08% dari sebelumnya di level 8,238% dan US Govnt bond 10Yr di level 3,099% dari sebelumnya di level 3,14% sehingga spread di level kisaran 498,3 bps lebih rendah dari sebelumnya 509,7.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya berbalik turun. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak di kisaran level 9,93%-9,94%. Pada rating AA dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,36%-10,46%. Pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,90%-11,99%, dan pada rating BBB di kisaran 14,48%-14,60%.