Generasi Milenial Sasaran Utama AXA Indonesia

Oleh : Herry Barus | Selasa, 13 November 2018 - 06:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Bandung- Perusahaan asuransi dan manajemen aset AXA Indonesia (AXA Group) menyatakan generasi milenial (penduduk Indonesia usia 23-36 tahun) merupakan pangsa pasar potensial bagi bisnis asuransi di tanah air.

"Kenapa kita menyasar mahasiswa karena mereka bagian milenial. Satu per tiga penduduk Indonesia adalah milenial. Dan sebuah riset menyebutkan tujuh tahun mendatang sekitar 70 persen kaum milenial jadi pimpinam di tempat kerja, maka mereka jadi agen of change," Chief Corporate Affairs Officer AXA Indonesia, Benny Waworuntu, mengatakan di Bandung, Senin (12/11/2018)

Ditemui seusai mengisi acara "Program Cerdik Digital" di Kampus Unikom Bandung, Benny mengatakan salah satu hal yang harus diperhatikan terkait potensi kaum milenial tersebut adalah peningkatan pemahaman atas salah satu produk jasa keuangan tersebut.

"Memang semuanya tengah membidik, karena sepertiga penduduk Indonesia itu milenial, ini kan perlu edukasi akan pentingnya asuransi," katanya.

Pihaknya mengakui bahwa inklusi produk keuangan seperti asuransi yang masih rendah namun seiring dengan perkembangan teknologi digital, pihaknya berharap bisa lebih membuka perspektif baru masyarakat.

"Oleh karena itu, kita mengintensifkan edukasi terhadap generasi milenial untuk lebih paham dengan perencanaan keuangan," katanya.

Kota Bandung, lanjut Benny, sudah lama dikenal sebagai salah satu pusat kreativitas di Indonesia yang dimotori oleh generasi muda atau milenial.

"Potensi inilah yang menjadi salah satu alasan kami untuk memperkenalkan Program Cerdik Digital bagi generasi milenial di Bandung," kata dia kepada awak media.

"Lebih lanjut ia mengatakan AXA Indonesia melalui program Cerdik Digital mengajak para milenial di Bandung untuk mengenal lebih dalam mengenai perencanaan keuangan dan pelatihan kewirausahaan digital yang sesuai dengan program kewirausahaan di masing-masing universitas," katanya.

Sementara itu, Direktur Mandiri AXA General Indonesia, Eddy Alfian menambahkan bahwa asuransi di Indonesia masih bersifat "keterpaksaan" yakni karena terkena program paketan produk perbankan seperti kredit kendaraan dan kepemilikan rumah.

"Sehingga, asuransi yang dipilih pun masih terbatas dan dari 76 perusahaan asuransi, masyarakat lebih banyak menggunakannya untuk properti dan kendaraan. Khusus kendaraannya, begitu lunas tak dilanjutkan lagi," katanya.

Menurut Eddy, untuk menjaring generasi milenial memang harus disikapi secara matang termasuk produk yang memberikan kemudahan.  "Satu yang kemungkinan kita jajagi adalah travelling insurance," katanya.

Direktur Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Manajemen Strategis Kantor Regional 2 OJK, Lasdini Purwanti menyebutkan tingkat pemanfaatan asuransi di Indonesia hingga saat ini memang belum optimal.

"Sehingga kami menyakini kehadiran generasi milenial terutama yang identik dengan penggunaan teknologi digital dapat memperbaiki kondisi tersebut," kata Lasdini.