Rupiah Diperkirakan Melemah

Oleh : Wiyanto | Senin, 12 November 2018 - 08:59 WIB

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Pergerakan Rupiah yang kembali melemah, secara tren, telah membuka peluang pelemahan kembali. Apalagi sentimen yang ada masih mendukung kenaikan USD sehingga dapat menahan pergerakan Rupiah.

"Meski pelemahan tersebut masih membuat laju Rupiah tidak kembali menyentuh level 15 ribuan namun, perlu adanya dukungan positif untuk mengimbangi terapresiasinya USD," ujar analis Pasar Modal Reza Priyambada di Jakarta. Diharapkan sentimen yang ada dapat lebih positif untuk membuat Rupiah kembali menguat. Tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat kembali menahan kenaikan Rupiah. Diperkirakan laju Rupiah akan berada pada rentang support 14.725 dan resisten 14.600.

Sentimen dari The Fed sempat kembali menghempaskan peluang Rupiah untuk kembali menguat namun, dapat diimbangi dengan adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri. Adapun nilai tukar Rupiah terapresiasi 1,81 persen dari sebelumnya naik 1,75 persen. Di pekan kemarin, laju Rupiah sempat melemah ke level 14987 atau lebih rendah dari dari sebelumnya di level 15240. Sementara level tertinggi yang dicapai di angka 14535 atau di atas sebelumnya di angka 14950. Laju Rupiah di pekan kemarin bergerak di bawah target support 14.985 dan di atas resisten 14.935.

Meski dirilisnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianggap di atas ekspektasi namun, tidak cukup kuat mengangkat Rupiah di awal pekan. Bahkan berbalik melemahnya laju USD juga tidak direspon positif.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis PDB kuartal III-2018 naik 5,17%, di atas ekspektasi 5,14% dan dinilai tertinggi secara tahunan sejak 2014 atau di masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo. Konsumsi pemerintah pada kuartal III-2018 cukup memberikan kontribusi lebih bagi pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut yang tumbuh 5,17%. Meski dinilai di atas ekspektasi namun, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,27%. Oleh karena itu, pelaku pasar memanfaatkan penguatan Rupiah sebelumnya untuk kembali melemah.

Membaiknya sejumlah data ekonomi a.l perkiraan membaiknya cadangan devisa; adanya imbas dari pembatasan import dan mulai diberlakukannya transaksi _Non-Deliverable Forward_; menurunnya laju USD jelang pemilu p, Senin (12/11/2018).

Diharapkan AS; hingga perkiraan Partai Demokrat akan memenangi pemilu tersebut membuat permintaan atas aset _safe haven_ berkurang sehingga berimbas pada pelemahan USD sehingga Rupiah bergerak positif.

Mulai terapresiasinya USD jelang pertemuan The Fed dimanfaatkan untuk bertukar ke USD yang sebelumnya bergerak turun.

Pergerakan Rupiah menggenapkan pelemahannya di akhir pekan. Pernyataan The Fed yang tetap mempertahankan suku bunganya namun, masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga ke depannya membuat pergerakan USD kembali meningkat. Di sisi lain, aksi tunggu terhadap rilis neraca transaksi berjalan membuat laju Rupiah terhenti.