Pemkot Malang Siapkan Infrastruktur Antisipasi Tol Malang-Pandaan

Oleh : Herry Barus | Senin, 12 November 2018 - 08:14 WIB

INDUSTRY.co.id - Malang- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyiapkan infrastruktur jalan dan rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi dioperasikannya jalan tol Malang-Pandaan di kawasan Cemorokandang sebagai pintu keluar tol tersebut.
 

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Kusnadi di Malang, Senin, mengemukakan untuk menunjang pembangunan infrastruktur tol Malang-Pandaan, Dishub sudah menyiapkan beberapa rencana bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat.

"Salah satu rencana itu adalah pelebaran jalan akses keluar dari pintu tol Malang-Pandaan yang akan diikuti dengan rekayasa arus lalu lintas di kawasan itu. Saat ini kami sedang mengkaji dan merekayasa kembali lalu lintas di kawasan Jalan Ki Ageng Gribig dan Jalan Raya Sulfat yang menjadi pintu keluar tol dari Cemorokandang," kata Kusnadi.

Kusnadi menerangkan saat ini Jalan Ki Ageng Gribig telah diperlebar menjadi 8 meter dan menjadi dua jalur. Hanya saja, pengerjaan pelebaran jalan tersebut belum tuntas karena masih ada satu pemilik bangunan yang belum mau melepas lahannya untuk pelebaran jalan.

Sementara Jalan Raya Sulfat ujung sisi timur juga akan diperlebar agar tidak terjadi kemacetan.

"Unuk sementara yang kami lakukan masih sesuai dengan tugas pokok kami untuk mengurai kemacetan dan kami sudah mengajukan kepada Kementerian Perhubungan untuk pelimpahan pengelolaan jalan nasional yang bersentuhan dengan tol Malang-Pandaan," tutur Kusnadi.

Menurut Kusnadi, salah satu penyebab kemacetan di jantung Kota Malang, di antaranya adalah jalan nasional masuk kota. Sementara untuk menyelesaikan pelebaran jalan di kawasan Ki Ageng Gribiq masih ada beberapa kendala, terutama pembebasan lahan warga.

Kondisi itu, kata Kusnadi, mengganggu percepatan pembangunan infrastruktur jalan di Kota Malang, khususnya di kawasan pintu keluar tol Malang-Pandaan.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini segera bisa diselesaikan agar proyek pelebaran jalan ini bisa selesai sebelum tol Malang-Pandaan beroperasi," katanya.

Kusnadi mengakui kendala penyelesaian lahan tersebut muncul karena komunikasi yang belum maksimal.

"Kami akan libatkan forum lalu lintas agar bisa membantu penyelesaian masalah tersebut, sehingga proses pengerjaan pelebaran jalan di Ki Ageng Gribiq segera tuntas," ucapnya.

Tol Malang-Pandaan sepanjang 38,48 kilometer ini diperkirakan tuntas pembangunannya pada akhir tahun ini dan awal 2019 bisa dioperasikan secara maksimal.

Jalan Tol Malang-Pandaan merupakan salah satu proyek strategis nasional dan bagian dari proyek jalan tol Trans Jawa yang pekerjaannya dibagi menjadi 5 seksi wilayah.

Seksi 1 Pandaan-Purwodadi sepanjang 15,475 km, seksi 2 Purwodadi-Lawang sepanjang 8,050 km, seksi 3 Lawang Songosaro sepanjang 7,100 km, seksi 4 Singosari-Pakis sepanjang 4,750 km dan seksi 5 Pakis-Malang sepanjang 3,113 km.  Jalan tol ini nantinya akan terhubung dengan Jalan Tol Gempol-Pandaan hingga Gempol-Surabaya.

Jalan Tol Pandaan-Malang merupakan proyek investasi PT Jasa Marga Pandaan Malang yang kepemilikannya terdiri 3 BUMN, yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 60 persen, PT PP (Persero) Tbk sebesar 35 persen dan PT SMI (Persero) sebesar 5 persen.

Proyek jalan tol tersebut menelan biaya investasi hingga Rp5,97 triliun yang sumber pendanaannya 30 persen dari modal perusahaan dan sisanya 70 persen dari pinjaman perbankan.

Keberadaaan Jalan tol ini mampu memangkas waktu tempuh Pandaan-Pasuruan-Malang menjadi kurang dari 1 jam serta dapat mengurangi kepadatan jalan arteri atau jalan nasional yang menghubungkan ruas jalan Pandaan-Malang.(Ant)