Menperin, Program Link and Match Tingkatkan Tenaga Kerja Penggerak Roda Pembangunan Nasional

Oleh : Ridwan | Senin, 20 Februari 2017 - 08:58 WIB

INDUSTRY.co.id, Sidoarjo - Tenaga kerja merupakan modal penting sebagai penggerak roda pembangunan nasional. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya sehingga mampu berdaya saing dalam menghadapi pasar bebas saat ini.  

Khusus sektor industri, Kemenperin tengah menyiapkan tenagak kerja yang terampil sesuai kebutuhan dunia usaha melalui pelatihan dan pendidikan vokasi.

"Sektor industri merupakan salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional karena berperan penting dalam menciptakan nilai tambah, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja. Upaya ini bertujuan pula pada peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat Indonesia" ungkap Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto pada saat acara HUT ke-44 Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Sidoarjo, Jawa Timur (19/2/2017).

Sasaran utama pembangunan industri nasional pada tahun 2017, antara lain pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 5,5 persen dan peningkatan jumlah tenaga kerja sektor industri menjadi 16,3 juta orang.

Langkah awal yang dilaksanakan oleh Kemenperin tahun ini adalah menerapkan link and match. Direncanakan peluncuran program link and match antara SMK dengan industri tersebut akan dilakukan di Jawa Timur pada 28 Februari 2017, yang melibatkan sebanyak 50 perusahaan dan 261 SMK. Diperkirakan dapat menghasilkan sebanyak 75.000 tenaga kerja terampil per tahun.

Di samping itu, jumlah tersebut juga ditambah melalui program Diklat 3 in 1 (pelatihan sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja) yang diinisiasi oleh Kemenperin dengan melibatkan sebanyak 4.500 peserta di wilayah Jawa Timur.  

Secara kumulatif, diprediksi akan tercipta sebanyak 600.000 calon tenaga kerja yang dapat memenuhi kebutuhan industri pada tahun 2019.

"Perusahaan yang mengikuti program ini bisa diuntungkan karena punya pasokan tenaga kerja yang kontinyu. Sedangkan, peserta pemagangan memperoleh keuntungan berupa upah dan biaya transportasi" tambah Airlangga.

Program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0.

"Kami harapkan program ini akan memperbaiki keterampilan tenaga kerja di Indonesia sehingga mereka punya daya saing lebih. Kami juga menginginkan mereka diperkenalkan dengan industri 4.0 sehingga ke depannya pekerja kita tidak gagap teknologi" tutup Menperin.