Sistem Logistik Belum Efesien Hambat Perdagangan di Era Digital

Oleh : Ahmad Fadli | Senin, 12 November 2018 - 06:26 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Inefisiensi di sektor logistik masih dirasakan oleh pelaku bisnis yang bersangkutan. Selain persoalan infrastruktur, kondisi ini ditengarai juga disebabkan oleh masih minimnya penerapan teknologi digital di sektor logistik. Untuk itu, diperlukan terobosan baru yang out of the box yang bisa menggairahkan pasar logistik.

Demikian dungkapkan oleh CEO Kamdjaja Logistics Ivan Kamadjaja di sela pelaksanaan Kamadjaja Logistics Hackathon Day yang digelar selama dua hari, 10-11 November 2018 di Koridor Coworking Space Gedung Siola, Surabaya, Minggu (11/11/2018).

Menurut Ivan, memang pembangunan infrastruktur oleh pemerintah dalam kurun waktu lima tahun ini cukup agresif. Ada banyak pelabuhan dan Bandar udara yang telah dibangun dan dioperasikan. Selain itu jalan tol juga dikebut. Namun dalam setiap moda transportasi tersebut memiliki otoritas sendiri-sendiri dan untuk menyambungkannya masih agak sulit. “Harapan kami ego sektoral ini dihilangkan,” tegasnya.

Faktor penyebab inefisiensi yang kedua adalah minimnya penerapan teknologi digital dalam operasional logistic. Bahkan menurutnya masih belum ada standar yang ditetapkan untuk penerapannya di sektor logistic. Padahal logistik adalah sektor yang sangat terdampak teknologi.

“Teknologi adalah masa depan. Ini terlihat dari  lima besar perusahaan di dunia pada hari ini adalah perusahaan bergerak di sektor teknologi.  Sehingga yang menjadi pilar Kamadjaja adalah People teknologi dan proses. Ini juga yang mendasari pelaksanaan Kamadjaja Logistics Hackathon Day. Karena potensi ini masih santa besar dan siapa tahu kita dapat terobosan dari anak bangsa,” ujarnya.

Antusiasme millennial yang mengikuti acara ini cukup besar. Ada sekitar 171 peserta dari penjuru daerah yang mendaftar dan yang dinyatakan lolos sekitar 50 peserta. Ide yang dipaparkan pun menurut Ivan cukup menarik. Beberapa dari mereka yang tidak memiliki background logistik juga diperlukan untuk menemukan ide yang out of the box.” Ide kreatifnya sangat diperlukan. Harapan kami ada salah satu ide yang bisa diaplikasikan,” katanya.

Diungkapkannya, ada lima poin yang ditekankan dalam penjurian, tiga diantaranya adalah solusi yang diberikan untuk persoalan logistic, kemungkinan untuk bisa diaplikasikan di sektor logistik dan yang terakhir adalah bagaimana kajiannya secara bisni, apakah menguntungkan bagi perusahaan atau tidak. Selanjutnya untuk lima pemenang akan diberikan penghargaan.

Terkait kinerja Kamadjaja Logistics, Ivan mengaku masih cukup bagus dan diperkirakan akan tumbuh sekitar 15 persen di 2018. Saat ini, Kamadjaja Logistics telah menjangkau 355 tujuan pengiriman dari 50 pelabuhan di seluruh Indonesia, mengelola 400.000 meter persegi kawasan pergudangan di 29 pusat distribusi yang tersebar di 16 kota di Tanah Air.

“Kamadjaja Logistics telah dipercaya lebih dari 350 pelanggan korporasi besar yang masuk dalam Fortune 500. Pencapaian ini telah berbuah beragam pengakuan hingga taraf internasional termasuk dari Frost & Sullivan berupa Best Practice Award untuk Indonesia Domestic Warehouse Services Provider tahun 2017,” pungkasnya.