GMF Dipenuhi Pesanan Perawatan Pesawat LCC India

Oleh : Herry Barus | Selasa, 06 November 2018 - 20:13 WIB

INDUSTRY.co.id - Tangerang- PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF) dibanjiri pesanan perawatan pesawat penerbangan berbiaya hemat (LCC) asal India, yaitu maskapai Indigo.

 Direktur Utama GMF Iwan Juniarto di Tangerang, Banten, Selasa (6/11/2018) , menyebutkan tahun ini pihaknya sudah menangani 11 pesawat Indigo.

"Tahun depan 24 dan akan berkembang menjadi 39 atau 40 pesawat," katanya.

Indigo merupakan maskapai LCC terbesar di India. Selain itu juga memenuhi pesanan dari pasar internasional, seperti Cebu Pacific dari Filipina dan Jeju Air.

Iwan mengatakan memperluas pelayanan untuk pasar LCC merupakan salah satu strategi GMF saat ini.

"Perlu saya sampaikan saat ini LCC yang berkembang pesat, tidak bisa tinggal diam. Kami Tidak bisa berpaling dari 'low cost' jumlahnya sangat banyak," katanya.

Saat ini porsi pasar perawatan GMF sampai dengan Kuartal III 2018 adalah 56 persen terserap oleh afiliasi, yaitu Garuda Indonesia dan Citilink dan 44 persen maskapai di luar itu, di mana 13-14 persennya adalah pasar LCC.

"Ke depannya kita 'enggak' tahu apakah berubah LCC atau `full service . Kita harus ikuti terus pergerakannya," katanya.

Ia juga menargetkan penyerapan pasar perawatan pesawat domestik bisa meningkat 20 persen serta porsi domestik dan internasional bisa seimbang, yaitu 50:50.

Dalam kesempatan sama, Direktur Bisnis & Base Maintenance GMF Tazar Marta Kurniawan sepertidilansir Anara mengatakan salah satu strategi dalam meningkatkan pangsa pasar perawatan pesawat LCC adalah dengan mempercepat masa perawatan atau "turn around time.

"LCC sangat besar dan sangat dramatis, yaitu Indigo dari India. 'Turn around time' yang cepat dari yang kita targetkan bagian kontribusi kita untuk peningkatan terus-menerus dengan biaya yang murah yang selalu menjadi daya saing berkelanjutan," katanya.

Peningkatan perawatan pesawat lainnya, lanjut Tazar, adalah GMF sudah menguasai perawatan mesin pesawat, baik itu Boeing-737 NG maupun Airbus-320.

"Populasi jumlah pesawat jenis itu sangat besar dalam tiga tahun mendatang, kita sudah memiliki dua-duanya kemampuan tersebut," katanya.