RUU SISNAS IPTEK Harus Perbesar Peran Inovasi

Oleh : Kormen Barus | Kamis, 01 November 2018 - 07:18 WIB

INDUSTRY.co.id -Jakarta-William Nordhaus dan Paul Romer, pada Senin 8 Oktober 2018, diumumkan sebagai pemenang Nobel Ekonomi 2018. Mereka berjasa mengintegrasikan perubahan iklim dan inovasi teknologi ke dalam analisis ekonomi.

Temuan dua ilmuwan itu memperluas ruang lingkup analisis ekonomi dengan mengkonstruksikan model-model yang menjelaskan bagaimana ekonomi pasar berinteraksi dengan lingkungan dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang menghasilkan inovasi. Hal tersebut diutarakan CEO PT Media Madani Utama (Penerbit Majalah iTech),  Ir. Irnanda Laksanawan, MSc.Eng.PhD, pada Workshop Nasional Inovasi dan Transformasi Digital, di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Mantan Deputi BUMN Industri Strategis itu, mengatakan, tren ekonomi seperti ini sedang gencar dilakukan di Indonesia dan menjadi sesuatu yang menarik untuk didiskusikan karena prediksi-prediksi kedepan dalam membuat sebuah inovasi akan menjadi sebuah kunci untuk pembangunan ekonomi kedepan.

“Penyelenggaraan workshop nasional ini juga bertujuan untuk mendorong agar dalam amandemen Undang-Undang nomor 18 tahun 2002 melalui RUU tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SISNAS IPTEK), Inovasi dapat dimasukkan dan dapat diperbesar perannya sehingga nanti Dewan Riset Nasional dapat diperluas menjadi Dewan Riset dan Inovasi Nasional., “papar Irnanda.

Workshop itu sendiri menghadirkan pembicara, seperti Dr. Ir. Jumain Appe, MSi (Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti), Ir. Dian Rachmawan, MSc (Direktur Enterprise & Business Service PT. Telkom), Dr. Ir. Bambang Setiadi, M.S (Dewan Riset Nasional), Ir. Kristanto Santosa, MSM (Direktur Eksekutif Business Innovation Center), serta Avanti Fontana, PhD, CF, CC (Staf Khusus KSP) sebagai Keynote Speaker.

Irnanda mengatakan, workshop Inovasi dan Transformasi Digital merupakan rangkaian awal dari kegiatan penyelanggaraan pemberian penghargaan TOP IT dan TOP TELCO 2018 yang bakal digelar  tanggal 19 Desember 2018 nanti. Penghargaan tersebut nantinya akan diberikan kepada instansi pemerintah, BUMN, BUMD dan korporasi yang memiliki peran signifikan dalam mengembangkan Inovasi dan Transformasi Digital menuju Industri 4.0.

TOP IT 2018 adalah penghargaan untuk mengapresiasi perusahaan / institusi dan manajemen teratas dalam menerapkan dan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kinerja, daya saing dan layanan. Penghargaan ini juga akan diberikan kepada aplikasi / solusi TI / produk perangkat keras, yang dinilai sebagai yang terbaik oleh perusahaan pengguna (pengguna) atau pelanggan.

Sementara itu, TOP TELCO 2018 adalah penghargaan untuk mengapresiasi produk dan layanan telekomunikasi teratas yang dihargai oleh komunitas pengguna.

“Penghargaan ini sangat prestisius karena penyelenggaraannya bekerjasama dengan instansi pemerintah, korporasi dan perguruan tinggi yang memiliki kompetensi tinggi di bidang Inovasi dan Teknologi Digital seperti Kemenristek Dikti, Dewan Riset Nasional, Telkom dan Business Innovation Center Universitas Indonesia,” tutur Irnanda.

Penghargaan TOP IT dan TOP TELCO oleh Majalah iTech telah diselenggarakan sejak tahun 2012. Beberapa CEO yang pernah dianugerahi Penghargaan TOP IT dan TOP TELCO terbukti di kemudian hari dipercaya menjadi pemimpin berskala nasional, diantaranya Menteri Pariwisata, Arief Yahya (saat itu sebagai CEO PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk), Menteri ESDM, Ignasius Jonan (saat itu Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero)), Deputi Meneg BUMN Fajar Harry Sampurna (saat itu Direktur Utama PT DAHANA (Persero)). “Ini sebagai bukti nyata betapa serius dan prestisiusnya TOP IT dan TOP TELCO yang kami selenggarakan,” pungkas Irnanda.