Asaki Minta Pemerintah Ubah Pembelian Gas Industri dari Dolar ke Rupiah

Oleh : Ridwan | Rabu, 17 Oktober 2018 - 08:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Tangerang, Para pelaku industri keramik yang tergabung dalam Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) meminta pemerintah untuk mengubah kebijakan pembelian harga gas oleh industri dari saat ini dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) menjadi rupiah.

Alasannya, nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS membuat harga beli gas semakin membengkak.

"Bagi industri keramik, gas merupakan faktor yang cukup dominan dan sangat mempengaruhi kualitas produk yang hasilkan. Selain itu, energi gas sangat besar pengaruhnya terhadap biaya produksi, berkisar 23-40%," tulis Asaki dalam keterangan resminya (16/10/2018).

Selain perubahan kontrak pembelian dalam bentuk rupiah, Asaki meminta pemerintah untuk mengevaluasi harga gas saat ini.

Harga gas industri keramik masih berbeda berdasarkan wilayahnya, yakni di Jawa Bagian timur sebesar US$ 7,98 per mmbtu, Jawa Bagian Barat US$ 9,16 per mmbtu, Sumatera Selatan US$ 9,3 per mmbtu, Sumatera Utara US$ 9,9 per mmbtu (existing ) penambahan baru US$ 10,28 per mmbtu.

Asaki berharap, pemerintah dapat memberlakukan harga gas yang sama di Jawa bagian timur, Jawa bagian barat, dan Sumatera Selatan berkisar US$ 7,2-7,5 per mmbtu.

Wilayah tersebut menaungi sekitar 71 industri sektor tile, roof tile, sanitary ware, tableware, dan sekitar 20 industri pendukung. Sektor tile yang memiliki 46 industri merupakan kelompok terbesar dalam anggota Asaki.

Saat ini, kapasitas terpasang industri keramik tile Indonesia mencapai 570 juta meter persegi (m2) per tahun, dengan total produksi 2017 dan 2018 sekitar 350 juta m2. Adanya safeguard yang diberlakukan pemerintah untuk keramik impor, membuat membuat utilisasi industri keramik meningkat sekitar 20% menjadi 420 juta m2 per tahun. Saat ini, tenaga kerja langsung di sektor ini mencapai 150 ribu orang dan tenaga kerja tidak langsung sekitar 2 juta orang.

Secara kapasitas dan kualitas produksi, keramik Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri, baik untuk pembangunan perumahan, gedung perkantoran, apartemen, mal maupun bangunan-bangunan lainnya. Teknologi industri keramik nasional sudah sama dengan teknologi yang digunakan di negara maju lainnya.

Asaki berharap adanya dukungan pemerintah dan sektor swasta untuk mengutamakan penggunaan produk keramik nasional hasil anak bangsa. Produk industri keramik, baik berupa tile, roof tile, sanitary, dan tableware merupakan produk yang dibutuhkan dan digunakan dalam hampir semua lapisan masyarakat. 

Industri dalam negeri mampu membuat produk-produk itu. Beberapa industri sudah menggunakan teknologi yang paling terkini di dunia untuk menghasilkan produk dengan kualitas setara produk Eropa.