BKPM Tawarkan Investor China Tanam Modal di Kawasan Industri Kendal, Manyar Hingga Sei Mangkei

Oleh : Ridwan | Selasa, 16 Oktober 2018 - 10:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI memberikan tawaran kepada para pengusaha China untuk berinvestasi di tiga kawasan industri.

Adapun ketiga kawasan industri tersebut yakni, Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara; Manyar (Kabupaten Gresik, Jawa Timur); dan Kawasan Industri Kendal (Kabupaten Kendal, Jawa Tengah).

Pemerintah akan memberikan insentif menarik bagi investor yang berniat membangun pabrik atau fasilitas lainnya di ketiga kawasan industri tersebut.

"Indonesia peringkat kesembilan negara di dunia yang dianggap aman, stabil, dan reformis," kata Direktur Promosi dan Fasilitas Kawasan BKPM, Nurul Ichwan, kepada ratusan calon investor di Guangzhou, Senin (15/10/2018) malam.

Selain itu, menurut dia, indeks Indonesia sebagai negara yang paling mudah untuk berbisnis di kawasan Asia Tenggara juga naik dari 91 pada 2017 menjadi 72 pada 2018.

"Oleh karena itu, kami mengajak para investor dari China untuk berinvestasi di Indonesia," kata Nurul dalam forum bisnis yang difasilitasi oleh Konsulat Jenderal RI di Guangzhou dan Bank UOB di salah satu hotel di Ibu Kota Provinsi Guangdong itu.

Konsul Jenderal RI untuk Guangzhou Gustantomenuturkan saat ini merupakan waktu yang tepat bagi investor China untuk berinvestasi di Indonesia. Pasalnya pemerintah terus memperbarui kebijakan yang mempermudah investasi asing yang menjamin kepastian hukum.

"Saya yakin para investor China akan meningkatkan investasinya di Indonesia karena kesempatan berinvestasi makin terbuka lebar," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Kadin dan Promosi Perdagangan Internasional (CCPIT) Provinsi Guangdong Fan Xilin bersedia membantu mempromosikan investasi dari BKPM di kawasan industri di Indonesia.

"Indonesia merupakan mitra dagang terpenting bagi Provinsi Guangdong," ujarnya.

Nilai perdagangan Provinsi Guangdong dengan Indonesia pada 2017 telah mencapai angka 13,395 miliar dolar AS.