Dampak Depresiasi Rupiah, Delta Djakarta Berupaya Kendalikan Biaya Produksi

Oleh : Hariyanto | Senin, 15 Oktober 2018 - 18:12 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Produsen minuman beralkohol PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) berupaya untuk menjaga biaya produksi. Pasalnya, bahan baku pembuatan minuman ini masih mengandalkan impor, seperti malt. Sementara, kurs dollar Amerika Serikat (AS) kini sedang tinggi.

"Pada akhirnya, upaya kami mengendalikan biaya produksi bakal mempengaruhi pencapaian kinerja bottom line kelak. Tentu, perusahaan kami menjaga supaya biaya produksi tetap terkendali sambil terus fokus untuk meningkatkan penjualan dan profitnya," kata Direktur Pemasaran PT Delta Djakarta, Ronny Titiheruw di Jakarta, Senin (15/10/2018).

Berdasarkan catatan keuangan Delta Djakarta per 30 Juni 2018 lalu, penjualan bersih perusahaan yang berdiri 1985 masih tumbuh 7,38% year on year (yoy) menjadi Rp 389,49 miliar. Namun, beban pokok penjualan mereka naik lebih tinggi, hingga 12,79% yoy menjadi Rp 109,38 miliar.

Penyumbang terbesar beban pokok penjualan Delta Djakarta adalah bahan baku senilai Rp 67,32 miliar. Dua pemasok bahan baku terbesar bagi Delta Djakarta ialah Taiwan Hon Chuan dan Malteurop, dengan porsi pembelian masing-masing 11,82% dan 10,14% terhadap total pembelian di semester I 2018.

Adapun target Delta Djakarta sepanjang tahun ini masih sama dengan target pertumbuhan penjualan bersih 5%. Dengan realisasi penjualan bersih tahun lalu Rp 777,31 miliar, berarti target penjualan bersih tahun ini setara dengan Rp 816,18 miliar.