Pengelola Truk Setuju Integrasi Tol karena Tarif Turun, Jarak Tempuh Lebih Cepat

Oleh : Herry Barus | Kamis, 27 September 2018 - 08:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Terkait Integrasi tol, merupakan bagian dari integral mengurai transportasi lalu lintas yang lebih profesional dan modern. Dan dampaknya akan sangat besar bagi para pengusaha transportasi.Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Johannes Samsi Purba dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB’9) dengan tema "Integrasi Tol dan Pelayanan Transportasi Publik". Dismed FMB’9 kali ini diselenggarakan di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Rabu (26/9/2018).

“Dampak nyata yang terjadi adalah logistik dari cost kita sangat terbantu karena sudah banyak diturunkan. Karena itu, kami sangat mendukung kebijakan Integrasi Tol ini. Karena sebenarnya, sudah lama kami menunggu. Kalau tidak salah, seharusnya bulan Juni sudah diberlakukan, tapi baru saat ini bisa diterapkan,” ungkap Johannes.

Menurut Johannes, bukan tanpa alasan para pengelola jasa transportasi, salah satunya truk, mendukung kebijakan integrasi tol. Menyusul, sudah cukup intensif diskusi dan kajian terkait hal ini dengan berbagai pihak.

“Kami sangat mendukung karena kebijakan ini akan menurunkan cost logistik. Karena ini ada penyesuaian. Jadi buat kami ini sebenarnya bahasanya adalah ada penurunan,” jelas Johannes.

Dengan integrasi tol, sudah bisa dipastikan volume kendaraan juga akan banyak menurun. Karena volumenya menurun, menurut Johannes, jarak tempuh juga akan lebih cepat. Dan ini merupakan keuntungan berikutnya lagi.

“Kita juga berharap, dengan adanya penyesuaian ini ada rasionalisasi dan sosialisasi di masyarakat sehingga akan berpikir ulang untuk menggunakan transportasi pribadi,” ujar Johannes.

Sudah bisa dipastikan, tegas Johannes, terjadi perubahan harga tarif. Dampaknya, di Gerbang Tol Taman Mini misalnya, sudah terjadi penurunan jumlah volumenya. Ke depan, di seluruh ruas jalan tol bisa juga terjadi.

“Dampaknya sangat besar bagi kami, pengelola transportasi truk. Selain terjadi penurunan harga, juga mempercepat jarak tempuh. Akhirnya, biaya maintanance kita pun semakin menurun,” jelas Johannes.

 

Karena itu, Johannes menjelaskan, karena sudah sering diskusi, pihaknya sangat setuju. Tapi Johannes mengakui banyak masyarakat yang masih memiliki persprektif berbeda. Karena itu, perlu ditingkatkan lagi sosialisasi ke masyarakat.

“Pihak kami, mulai dari jajaran pengelola trnaspofrtasi truk sampai ke para sopir truk, kami sudah siap menjalankan kebijakan integrasi tol ini,” jelas Johannes.

Johannes juga menjelaskan, kalau melihat dari pengelolaan tol di luar negeri, pendapatannya sangat luar biasa. “Bisa sangat membantu untuk memberikan suntikan pendapatan untuk pembangunan infrastruktur,” pungkas Johannes.  Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub Bambang Prihartono, dan Direktur Operasi II PT Jasa Marga Subakti Syukur.