Pengusaha Tekstil Skala Kecil di Bandung Curhat Harga Bahan Baku ke Menperin Airlangga

Oleh : Ridwan | Rabu, 19 September 2018 - 11:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Naiknya nilai mata uang dolar terhadap rupiah memberikan dampak terhadap dikeluhkan oleh para pengusaha tekstil skala kecil di Jawa Barat.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh pengusaha tekstil skala kecil kepada Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja ke Unit Pengembangan Industri Pertekstilan (UPT) Majalaya, Bandung, Jawa Barat (18/9).

Menurut para pengusaha, harga bahan baku kain melambung mengakibatkan beberapa pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) terancam gulung tikar.

Ketua Komunitas Tekstil Produk Tekstil (TPT) Kabupaten Bandung Aep Hendar mengatakan, dari 300 anggota TPT yang ada di Kabupaten Bandung rata-rata memiliki permasalahan sama yaitu bahan baku yang mahal.

Bahkan, tambah Aep, peningkatannya sangat tajam dari Rp 21 Ribu di bulan Juli 2018 saat ini sudah memasuki angka Rp 35 ribu hingga Rp 40 Ribu perkilo.

“Satu kilo bahan baku kita paling bisa bikin 3 meter kain,” ujar Aep.

Aep juga menjelaskan, dari 300 anggota yang ada, setiap anggota memiliki sedikitnya 50 karyawan. Jadi, terangnya, jika harga bahan baku terus meningkan akan banyak karyawan yang di rumahkan.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah membuat regulasi, jangan membebankan kepada kami.

"Sementara ini kita punya stok bahan baku hingga Septemper. Kalau terus naik kemungkinan gulung tikar. Dan karyawan akan di rumahkan. Terlebih, untuk harga jual tidak mungkin naik karena adanya persaingan," tuturnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto membenarkan kenaikan bahan baku berbasis impor jelas ada kenaikan harga lantaran mengikuti harga Global.

“Iya kapas kita masih impor, tapi polister sebagian kita masih punya,” ujarnya.

Menperin juga menerangkan, dengan naiknya bahan baku industri harus bisa memitigasi kenaikan harus bisa di pastrhu ke konsumen atau meningkantkan produksi.

“Rayon akan menjadi solusi yang akan di kembangkan di Indonesia,” paparnya.