Mahasiswa ITB Raih Kino Youth Innovator Award 2018

Oleh : Kormensius Barus | Kamis, 13 September 2018 - 07:37 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta -Hibar Syahrul Gafur, perwakilan dari Institut Teknologi Bandung sukses meraih Kino Youth Innovator (KYIA) 2018. Penghargaan tersebut di raih, setelah melalui serangkaian acara roadshow ke lebih dari 20 universitas di Indonesia serta babak seleksi, Kino Youth Innovator (KYIA) 2018  sampai kepada puncaknya, yaitu tahapan grand final.

Tahapan seleksi yang dibuka sejak bulan Mei hingga Juni 2017, berhasil mengumpulkan 327 proposal yang berasal dari 39 universitas di seluruh Indonesia. Dari proposal yang terkumpul, diseleksi 10 proposal untuk maju ke babak Grand Final, dan hasilnya KYIA 2018 ini dimenangkan oleh Hibar Syahrul Gafur, perwakilan dari Institut Teknologi Bandung.

 Sebagai kompetisi tahunan, Kino Youth Innovator 2018  bertujuan untuk memotivasi kaum muda agar kreatif dan berani berinovasi untuk memenangkan kompetisi di era pasar bebas ini.

 Budi Santoso, Product Innovation Director PT. Kino Indonesia, Tbk, mengatakan, Kino Youth Innovator Award diadakan berlatar belakang dari semangat inovasi yang telah dilakukan oleh PT. Kino Indonesia, Tbk (Kino) dalam setiap proses kerjanya.

 Kompetisi di tahun ketiganya ini,  kata Budi, sejalan dengan visi untuk enjadi perusahaan ternama di Indonesia yang berlandaskan ide dan inovasi dan terus bergerak untuk menjadi perusahaan yang mendunia tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal.

 “Semangat inovasi ini berhasil membuat Kino menjadi perusahaan lokal yang dikenal di Indonesia, bahkan berhasil merambah ke dunia internasional. Oleh karenanya, untuk menularkan semangat inovasi ini, diadakanlah Kino Youth Innovator Award (KYIA),” ujarnya.

Menurutnya, tahun ini sukses mengumpulkan 327 proposal dari 39 universitas. “Kami sangat kagum atas ide-ide inovasi yang disubmit oleh para mahasiswa. Semuanya out of the box dan secara lugas mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia, sesuai dengan tema tahun ini yaitu Empower Life Through Nature,” cerita Budi.

 Dari 307 proposal tersebut, terpilihlah 10 finalis dari 9 universitas yang masuk ke dalam babak final, yaitu perwakilan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas.Makasar, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), dan Universitas Brawijaya.

 Kesepuluh finalis ini mengikuti tahapan final defense challenge yang diadakan pada 28-30 Agustus 2018. Di tahap ini, finalis harus mempresentasikan dan mempertahankan ide inovasinya di hadapan para juri yang berpengalaman, yaitu Dr.Pepey Riawati Kurnia, MM, coordinator of PDMA (Product Development Management Association), serta perwakilan Research and Development serta Product Innovation PT. Kino Indonesia,Tbk,  yaitu Setiawan Wijaya, M.Eng dan Lulu Kumala Dewi, ST, MM.

Adapun pada tahapan ini, penilaian juri terdiri dari beberapa aspek yaitu Originality dengan bobot 20%, dimana inovasi yang disampaikan belum ada di pasar atau memiliki diferensiasi yang tinggi dengan produk sejenis di pasaran; Effectiveness dan problem solving dengan bobot 35%, yaitu bagaimana inovasi dapat memberikan manfaat serta efektif menjadi solusi bagi kebutuhan masyarakat secara luas; Feasibility dan Sustainability dengan bobot 30%, adalah bagaimana produk inovasi dapat bertahan dan berkesinambungan; serta Presentation values dengan bobot 15% adalah bagaimana peserta menyampaikan idenya dengan menarik.

 “Effectiveness dan problem solving mendapat porsi yang lebih besar, karena di situlah makna inovasi. Inovasi bukanlah hanya sekedar menciptakan hal- hal baru, namun juga bagaimana ia menjawab kebutuhan pasar. Inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, akan berhasil, namun yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar akan dilupakan,” jelas Budi.