Menperin Optimis Pertumbuhan Industri Manufaktur Lampaui Pertumbuhan Ekonomi

Oleh : Herry Barus | Jumat, 10 Februari 2017 - 10:52 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta —  Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto optimistis tahun ini industri manufaktur bisa kembali tumbuh melampaui pertumbuhan ekonomi karena didorong kenaikan harga komoditas.

"Faktor penyebab utama kinerja buruk sektor industri pengolahan sepanjang tahun lalu adalah harga komoditas yang merosot tajam. Pemulihan harga komoditas akan mempercepat laju pertumbuhan industri pada tahun ini," katanya kepada awak media  di Jakarta, Jumat (10/2/2017 ).

Data BPS menunjukkan produk domestik bruto industri pengolahan nonmigas tumbuh 4,42% sepanjang 2016, melambat di bandingkan pertumbuhan 5,05% pada 2015. Pertumbuhan nilai tambah sektor manufaktur tahun lalu juga gagal me lampaui pertumbuhan ekonomi yang men capai 5,02%.

Kelompok industri dengan kinerja terburuk adalah lapangan usaha industri karet, barang dari karet, dan plastik yang tahun lalu nilai tambahnya menyusut 8,34% setelah naik 5,04% pada 2015.

Kinerja buruk juga tampak pada sektor industri logam dasar yang bergerak dalam bidang pengolahan mineral hasil tambang. Lapangan usaha tersebut hanya tumbuh 0,76% pada 2016 setelah tahun lalu bisa berekspansi hingga 7,58%.

Sedangkan Plt. Sekjen Kementerian Perindustrian, Harris Munandar mengatakan, nilai tambah sektor industri karet, plastik, dan logam dasar tahun lalu menyusut mengikuti pergerakan harga bahan baku produksi di pasar global. Sebaliknya, harga komoditas yang sudah bergerak naik sejak akhir 2016 akan meningkatkan nilai tambah sektor-sektor industri tersebut pada tahun ini.

"Seperti ini, memproduksi itu ada faktor input dan ada yang bahan bakunya masih komoditas. Bentuknya komoditas, jadi pasti akan berpengaruh kenilai tambah produk jadi," ujarnya.

Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap ekonomi saat ini sebesar 18,02%. Adapun industri perdagangan besar, eceran, reparasi mobil, dan motor sebesar 13,19%.

Target dari Kementerian Perindustrian akan didorong hingga 24% sampai dengan 25% karena negara seperti Jerman sudah 25%.