Proyek Amoniak II Masuki Tahap Penyelesaian Akhir

Oleh : Herry Barus | Jumat, 10 Februari 2017 - 04:28 WIB

INDUSTRY.co.id - Gresik- Proyek Amoniak Urea II PT Petrokimia Gresik kini memasuki tahap penyelesaian akhir sehingga diharapkan Desember 2017 sudah bisa berproduksi, kata Kepala Bagian Infokom PT Petrokimia Gresik, Widodo Heru.

"Saat ini tinggal finishing sehingga sesuai kontrak 2017 proyek Amorea II sudah dimulai dan produksi," kata Widodo di Gresik, Kamis (9/2/2017)

Ia mengatakan progres tersebut sudah sesuai waktu kontrak dengan konsorsium, namun apabila terjadi kemoloran dari batas akhir, pihaknya tidak mau kompromi dan akan membebankan kerugian kepada kontraktor.

Dikatakannya, proyek Amorea II dikerjakan konsorsium Wuhuan Engineering dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk senilai Rp8,1 triliun, dan sesuai kontrak digarap tahun 2014 dan berakhir pada 2017, sehingga Desember 2017 sudah produksi untuk memenuhi pasokan pupuk secara nasional.

Seperti dilansir Antara, Direktur Teknik dan Pengembangan PT Petrokimia Gresik, Arif Fauzan sebelumnya juga optimistis tidak ada halangan proyek Amoria II tuntas sesuai jadwal kontrak, termasuk kebutuhan gas untuk mendukung operasionalnya sudah terpenuhi.

"Sebab saat ini kebutuhan gas proyek pembangunan Amoniak Urea II sudah siap, sesuai kerja sama gas bahan baku yang akan dipasok dari Husky-CNOOC Madura Limited (HCML)," katanya.

Sebelumnya, keberadaan pabrik amoniak eksisting Petrokimia hanya berkapasitas produksi 445.000 ton per tahun, sedangkan kebutuhanya mencapai 850.000 ton per tahun.

Di sisi lain, kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur berkisar 1.000.000 ton per tahun, sementara kapasitas produksi urea hanya 460.000 ton per tahun, sehingga untuk memenuhi kekurangan itu selama ini dipenuhi dari impor.

Oleh karena itu, keberadaan pabrik Amurea II akan menjadi kebutuhan strategis karena akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku pupuk.

Selain itu, keberadaan pabrik Amurea II nantinya juga akan menghemat biaya pengangkutan impor amoniak dan urea yang berkisar Rp330 miliar per tahun.