Parmusi Disegani Penguasa Dicintai Ulama

Oleh : Wiyanto | Senin, 20 Agustus 2018 - 21:08 WIB
INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) berkiprah di Indonesia sudah cukup lama. Era reformasi 1999, Parmusi lahir dari sebelumnya Muslimin Indonesia yang melebur ke PPP tahun 1973.

Parmusi di tangan Usamah Hisyam, mempunyai bargaining politik yang cukup hebat. Pandangan ini cukup relevan, karena Usamah berhasil mempertemukan ulama yang bersebrangan dengan Jokowi, karena GNPF Ulama akhirnya bertemu di istana dengan tuntutan SP3 seluruh kasus Habib Rizieq Shihab.

"Pada 19 April saya bicara empat mata dengan Presiden membicarakan pertemuan dengan Persaudaraan Alumni 212, GNPF Ulama dan FPI, terkait kepulangan Habib Rizieq," katanya belum lama ini di Jakarta.

Bisa dikatakan Ketua Umum Parmusi ini, perannya begitu amat besar memfasilitasi istana dengan ulama. Ia memberikan masukan ke istana atas status Habib Rizieq yang menjadi korban kriminalisasi. Masukannya agar sang Habib dibebaskan dari status tersangka agar Imam Besar FPI tersebut dapat dengan mudah melenggang ke tanah air.

Usamah Hisyammengatakan siap mengawal kepulangan Habib ke tanah air, jika kondisi di Indonesia sudah memungkinkan untuk memulangkan Habib.

Kalau Habib Rizieq diginikan umat Islam akan lemah, silahkan jalan kita harus mampu bergaining mengembalikan Habib ke Indonesia. Belia menegakan amar makruf nahi mungkar, kata dia.

Usamah tidak rela atas status yang disandangkan ke Habib, karena itu buntut dari perjuangan aksi bela Islam sampai beberapa kali berlangsung. Atas jasa-jasa Habib, Parmusi memberikan award kepada sang singa podium tersebut.

Dalam musyawarah kerja nasional dan silaturahim nasional ini kami memberikan award kepada Habib Rizieq, kata dia.

Hingga saat ini,Usamah mengungkapkan lobinya tersebut tinggal menunggu moment yang tepat dari presiden untuk memberikan solusi terbaik demi kepentingan bersama dan menjaga keharmonisan antar umat beragama dan berbangsa.

Habib tidak bisa datang, dia watshap saya dan terpenting lagi saya masih menunggu sinyal positif dari presiden atas status Habib dan itu semua agar beliau bisa datang ke Indonesia, katanya.

Selain itu, perjuangan dakwah terus berlanjut, mantan wartawan senior ini menjelaskan, menjelang pemilihan presiden, Parmusi akan bersikap. Namun belum diputuskan arah dukungan ke pada siapa yang dipilih.

Bahkan Parmusi mendorong GNPF selaku penyelenggara Ijtima Ulama ke II nanti, untuk bersikap netral. Alasannya agar tidak terjadi gesekan di akar rumput. Idenya memang rasional karena dua pasangan tersebut sama sama didukung ulama. Jokowi bersanding dengan KH Maruf Amin dan Prabowo bersanding dengan Sandiaga Uno yang Prabowo sendiri diusung Ijtima Ulama sebagai calon presiden.

Hal tersebut diungkapkan Usamah saat usai menjadi inspektur upacara pengibaran bendera 17 Agustus 2018, di markas Parmusi, Jakarta Selatan.

Saat memimpin upacara bendera, terlihat antusias Parmusi mengusung Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Katanya Pancasila mencerminkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini meneguhkan agar umat Islam diwajibkan menjalankan syariatnya, umat Kristen dituntut beribadah sesuai ajarannya dan agama lainnya yang diakui di Indonesia," katanya.

Parmusi lanjut dia, menekankan agar kadernya senantiasa taat dan patuh terhadap ulama. Sebab ulama adalah pewaris nabi. Makanya, ulama jangan sampai diabaikan oleh Parmusi.

Ketaan terhadap ulama diwujudkan dengan menyebar kader-kadernya untuk berdakwah di berbagai provinsi."Kita mengharapkan tiap Kecamatan nantinya ada tiga dai yang berasal dari Parmusi," ungkap dia.

Sukses terus Parmusi, kiprahmu akan menjadi suritauladan bagi agama, bangsa dan negara. Parmusi bisa jadi wadah pemersatu umat dan bangsa Indonesia pada umumnya.