Menkominfo Rudiantara Optimistis Target Keuangan Inklusif Tercapai

Oleh : Ridwan | Senin, 20 Agustus 2018 - 13:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan perkembangan teknologi saat ini harus direspons secara cepat.

Menurutnya, di sektor keuangan tantangan yang perlu diantisipasi adalah persoalan inklusi keuangan. Namun Rudiantara optimistis tahun depan target 75% inklusi keuangan akan tercapai. 

"Tahun depan target (inklusi keuangan) 75%, mohon maaf tahun depan akan terlewati, karena tahun depan tidak ada satu ibukota kabupaten yang tidak terhubung dengan internet kecepatan tinggi," ungkapnya dalam Peluncuran Awal Finctech Center Otoritas Jasa Keuangan yang diluncurkan awal di Wisma Mulia 2, Jakarta, Senin (20/08/2018).

Menurut Menteri Kominfo, bukan tanpa alasan, saat ini sudah lebih dari 130 juta orang di Indonesia memiliki telepon seluler. Namun hanya puluhan juta saya yang memiliki akses ke lembaga keuangan.

"Tapi dengan percepatan pembangunan infrastruktur teknologi informasi Palapa Ring itu akan keuangan inklusif lebih cepat terwujud," tetangnya.

Palapa Ring Barat menurut Menteri Rudiantara sudah beroperasi mulai Maret 2018. Sementara Palapa Ring Tengah akhir September ini akan beroperasi.

"Untuk Palapa Ring Timur yang mencakup 41 kabupaten di Papua Barat dan Papua konstruksinya akan selesai Desember 2018. Kami harapkan tahuh ndepan semua kabupaten dan kota Indonesia terhubung semua," katanya. 

Untuk mendukung perkembangan keuangan inklusif, Menteri Kominfo mengapresiasi upaya OJK dengan mengembangkan Fintech Center. "Saya ucapkan selamat atas diluncurkannya Fintech Center karena teknologi yang kini berkembang luar biasa tidak bisa ditahan," katanya.

Bernama OJK Infinity atau Innovation Center for Digital Finance Technology, fasilitas atau ruang yang disediakan oleh OJK ditujukan untuk pengembangan inovasi bagi penyedia fintech atau teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi layanan keuangan digital.  

Secara khusus Menteri Rudiantara menyatakan upaya OJK menunjukkan adanya perubahan paradigma peran pemerintah.

"Industri keuangan itu termasuk heavy regulated, tidak main-main karena semua soal kepercayaan. Namun saya bahagia OJK menjadi fasilitator. Mengumpulkan fintech dan memfasilitasi untuk diskusi dan sandbox agar bisa menyelesaikan pemasalahan ekosistem secara keseluruhan," katanya.

Kebijakan afirmatif dengan fasilitasi dan akselarasi juga diterapkan oleh Kementerian Kominfo. "Kominfo juga melakukan akselerasi dengan 1000 Start Up, kemudian untuk menghasilkan unicorn baru, karena di Asean sudah ada 7 dan empatnya dari Indonesia, ada Program Next Indonesia Unicorn," jelasnya.

Bahkan dalam gelaran Pertemuan Tahunan Interantional Monetery Fund dan World Bank, Kementerian Kominfo juga akan menggelar event Next Indonesia Unicorn di Bali sebagai bentuk fasiltasi pemerintah untuk mewujudkan unicorn di Indonesia.  

"Bagaimana insentif diberikan, tidak hanya teknologi, tapi di NextICorn ada 70 start up digital yang dikurasi oleh Ernst and Young Mereka dipertemukan dengan 60 ventura capital. Mereka punya uang, punya dana tapi tidak tahu start up mana yang akan didanai," paparnya.

Tak berhenti di situ, upaya pemerintah mempercepat perkembangan start up digital juga dilakukan dengan menghubungkan dengan pemodal baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

"September saya akan ke Jepang, ketemu dengan Masayoshi Son dari Softbank, pemegang saham Alibaba terbesar. Saya akan minta untuk berinvestasi. Tapi kita juga balance dengan dana dari dalam negeri," tuturnya.

Menteri Kominfo mengakui kerjasama dengan OJK selama ini sangat menyenangkan karena dukung OJK terhadap pengembangan fintech. Secara khusus ia menegaskan komitme pemerintah untuk melindungi masyarakat dari potensi fintech yang merugikan . 

"Saya senang kerjasama dengan OJK, jika ada fintech yang ilegal sudah ada 200 lebih saya blokir. Kalau ada dalam bentuk aplikasi maka akan minta ke Google. Kita harus lindungi masyarakat," pungkas Rudiantara.