Industri Manufaktur Sumbar Triwulan II Tubuh Negatif

Oleh : Herry Barus | Selasa, 14 Agustus 2018 - 11:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Padang- Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat produksi industri manufaktur di provinsi itu tumbuh negatif pada triwulan II 2018 untuk kategori besar dan sedang serta mikro dan keci,

"Pada triwulan II 2018 industri manufaktur besar dan sedang dibandingkan periode yang sama tahun lalu  pertumbuhannya minus 8,45 persen  berlawan dengan angka nasional yang tumbuh positif 4,36 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Selasa.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya industri manufaktur besar dan sedang Sumbar tumbuh 9,28 persen.

Selanjutnya pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil  dibandingkan tahun lalu juga turun sebesar minus 0,07 persen.

Ia memaparkan negatifnya pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan II disebabkan penurunan produksi cukup tinggi pada industri bahan kimia dan barang dari kimia sebesar minus 48,06 persen.

Kemudian, industri karet, barang dari karet dan plastik turun minus 21,97 persen dan industri barang galian bukan logam turun negatif 14,86 persen.

Sementara untuk industri mikro dan kecil yang mengalami penurunan pda triwulan II yaitu industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional turun minus 49,69 persen, industri pakaian jadi turun minus 48,33 persen.

Lalu industri karet, barang dari karet dan palstik turun 32,98 persen dan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki turun minus 24,39 persen.

Sementara itu  secara terpisah kepada Antata pelaku industri pengolahan sabut kelapa di Kabupaten Padang Pariaman mampu mengekspor 250 ton serat sabut (serabut) kelapa per bulan ke sejumlah negara di Asia seperti Cina dan Taiwan.

 "Serabut kelapa dijual dengan harga Rp2.350.000 per ton," kata pengusaha pengolahan sabut kelapa, Buyung Pasni (54).

Ia mengatakan untuk mencapai target produksi 250 ton menjalin kerja sama dengan beberapa pengusaha pengolah sabut kelapa lainnya.