Peta Kekuatan Olahraga Dirgantara di Asian Games 2018

Oleh : Herry Barus | Minggu, 12 Agustus 2018 - 20:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-  Peta kekuatan cabor Paralayang di Asia tak berubah sejak 2011. Di nomor Ketepatan Mendarat, pesaing Indonesia tetap Thailand dan Korea Selatan. Pada Seri 3 PGAWC 2018, 13-15 Juli lalu di Gunung Banyak, Batu, Malang, Jawa Timur, Thailand berhasil merebut medali emas seluruh kelas; Umum, Putri dan Beregu. Pilot senior putrinya, Nunnapat “Bebie” Phuchong tetap bakal menjadi pesaing berat Rika Wijayanti, Juara Dunia Seri PGAWC 2017.

Nunnapat adalah Juara Dunia bertahan Kelas Putri WPAC (Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang Antar Negara/World Paragliding Accuracy Championship) 2015 dan 2017. Pada WPAC 2017 di Albania, Rika mendapat perunggu. Thailand kini dilatih Andhika Munir, asal Indonesia. Adalah Munir yang mengembangkan Paralayang di Thailand jelang SEA Games 2011, agar syarat peserta minimal 4 negara tiap cabor terpenuhi.

Menurut Gendon Subandono, Pelatih Kepala Pelatnas Paralayang, pada Tagor Siagian, Humas PB FASI, khususnya tentang kesiapan atlit di nomor KTM, “Anak-anak mentalnya sudah sangat kuat, tinggal bagaimana mereka mensiasati kondisi angin jika tiba-tiba berubah jelang mendarat. Paralayang kan olahraga dinamis, tidak ada yang pasti. Jika di takeoff angin lembut dari arah depan, bisa-bisa di landing angin kencang dari samping!”

Gendon yang ikut mengembangkan olahraga Paralayang di Indonesia pada pertengahan ‘80an, mengakui penyelesaian akhir berupa teknik pijakan saat mendarat para pilot perlu diperbaiki. “Agar lebih tepat di titik nol. Bisa saja menginjak pad seperti pilot lain, namun mereka lebih tepat,” jelasnya. Pad adalah bantalan elektronik bergaris tengah 17 cm, terhubung langsung ke papan nilai. Sehingga jika ingin mendapat nilai sempurna 00,00, maka harus menginjaknya tepat di tengah.