INKA Optimis Menangkan Proyek Kereta Api Bangladesh dan Srilanka

Oleh : Hariyanto | Minggu, 05 Februari 2017 - 13:33 WIB

INDUSTRY.co.id - Madiun, Setelah beberapa kali menang tender untuk pengadaan proyek kereta api di luar negeri. PT Industri Kereta Api (INKA) kembali optimistis bisa memenangi proyek pengadaan kereta api untuk Banglades dan Srilanka.

Pasalnya, pesaing terberat PT Inka dalam proyek ini adalah industri pembuatan kereta api dari Cina dan untuk negara lain belum masuk dalam perhitungan.

Diktur Utama PT INKA, Agus Purnomo, mengatakan saat ini PT INKA sedang mengikuti lelang pengadaan kereta api untuk Bangladesh dan Srilanka.

"Bangladesh berencana membuat 250 kereta dan Srilanka membuat 90 kereta," kata Agus, Sabtu (4/2/2017).

Agus menuturkan pesaing paling berat PT Inka dalam lelang itu dari Cina. Persaingan ini mengenai harga yang ditawarkan perusahaan pembuatan kereta api asal Cina.

Sedangkan untuk kualitas produk yang ditawarkan hampir sama dengan yang ditawarkan PT INKA. "Kalau kualitas kereta kita dengan Cina ya sama. Kendala diharga," ujarnya.

Ia menjelaskan nilai kontrak yang ditawarkan dalam proyek tersebut mencapai 200 juta US dolar atau sekitar Rp 2,6 triliun.

"Untuk saat ini masih proses lelang. Kepastiannya akan diumumkan Meret 2017 nanti," ujarnya.

Agus menuturkan, kereta yang dipesan Bangladesh dan Srilanka adalah kereta penumpang dengan mesin diesel. Tahun lalu, kata Agus, PT Inka memenangi lelang di Srilanka dengan membuat 150 kereta dengan nilai kontrak 72 juta US dolar atau sekitar Rp1 triliun. Selain ekspor, PT Inka juga menggarap pasar domestik.

“Srilanka dan Bangladesh itu mulai tahun ini. Tahun sebelumnya kami sudah masuk di negara tersebut dan beberapa negara ASEAN seperti Filipina, Australia, dan lainnya,” kata  Direktur Keuangan dan SDM PT Inka, Muhammad Nursodik.

Ia menyampaikan untuk saat ini pasar domestik sudah dikuasai PT INKa. Untuk itu, perusahaan pelat merah itu mengembangkan untuk pasar ekspor.

Nursodik menyampaikan pemerintah telah membantu PT INKA tahun ini dengan program National Interest Account (NIA) dengan nilai Rp1 triliun. Selain itu, pemerintah juga membantu sektor fiskal seperti pajak.(Hry/bj)