Disaat Dolar Melemah, PT Rajawali Parama Konstruksi Optimis Penjualan Tumbuh 20 Persen

Oleh : Ridwan | Kamis, 12 Juli 2018 - 19:08 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Semakin tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika membuat beberapa industri nasional semakin diujung tanduk. Pasalnya, banyak dari beberapa industri tersebut masih mengandalkan bahan baku impor yang harganya kian melambung.

Kondisi serupa juga dialami oleh PT Rajawali Parama Konstruksi selaku distributor resmi produk pompa Armstrong Fluid Tehnology yang diproduksi di Amerika Serikat.

"Dengan adanya pelemahan rupiah memang secara tidak langsung berdampak pada kelangsungan bisnis kami," kata Direktur Utama PT Rajawali Parama Konstruksi Bong Parnoto kepada Industry.co.id di Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Menurutnya, melemahnya mata uang garuda ini akan berdampak pada bisnis kami. Pasalnya, saat ini pembelian pompa Armstrong dari pabrik di AS menggunakan kurs dollar Amerika, sedangkan untuk jualnya kita gunakan kurs rupiah.

"Kami berharap pemerintah segera dapat mengatasi permasalahan ini agar industri nasional kembali bergairah," terang Bong.

Ditengah kondisi yang masih tidak stabil Bong optimis penjualan sampai akhir tahun 2018 bisa tumbuh kurang lebih 20 persen dari tahun sebelumnya.

"Target kami tumbuh 20 persen sampai akhir tahun ini. Untuk semester pertama kemarin kita masih stabil," ucap Bong.

Menurutnya, potensi pasar Indonesia sangat besar karena pertumbuhan penduduk dan juga bangunan-bangunan tinggi. Begitu juga fasilitas publik seperti bandara dan rumah sakit.

"Dengan pemilihan proyek yang tepat dengan cara mengikuti setiap proses secara intens, kami yakin akan menjadi pemain nomor satu di industri ini," pungkasnya.

Sekedar informasi, Armstrong pertama kali masuk ke pasar Indonesia pada 1990. Produk Armstrong dipakai oleh berbagai gedung dan pabrik terkemuka seperti pabrik Hyundai di Korea, pabrik chip TSMC di Taiwan, pabrik Powerchip Semiconductor di Taiwan, pabrik Grace Semiconductor di Shanghai, Macau Cultural Centre, pabrik Lexmark di Meksiko, gedung perkantoran Canary Wharf di London, dan menara Reichmann Project di Meksiko.

Sejak awal Armstrong menawarkan produk yang mampu menghemat ruang instalasi serta menghemat biaya dalam pengoperasiannya. Armstrong memnjadi pelopor pemakaian pompa vertical (vertical in-line) untuk aplikasi HVAC yang dikembangkan pada 1971.

Produk andalan Armstrong yang dikenal sebagai pompa Design Envelope menawarkan solusi hemat energy untuk aplikasi HVAC karena didesain mampu beroperasi secara efisien saat beban puncak.

Hingga saat ini pertumbuhan penjualan global secara year on year (yoy) sebesar 10-15%. Asia Tenggara menyumbang 10% dari penjualan global dan Indonesia berkontribusi 15-20% ke dalam angka penjualan di Asia Tenggara.